JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), akan menyelenggarakan Mega Festival Indonesia Bertutur (Intur) 2024 dengan tema Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama. Diselenggarakan Direktorat Jenderal Kebudayaan, tema tersebut dipilih karena subak sebagai sistem pengairan masyarakat Bali itu telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada 2012.

"Filosofi subak sarat akan makna keseimbangan hubungan antara manusia dengan pencipta, sesama, dan alam. Konsep ini dikenal oleh masyarakat Hindu Bali sebagai falsafah Tri Hita Karana," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid dalam konferensi pers Intur yang diadakan di Jakarta Rabu (19/6).

Ajang Intur 2024 yang diadakan untuk kedua kalinya akan dilaksanakan pada 7-18 Agustus 2024 dengan mengambil tempat di tiga lokasi di Bali, antara lain Batubulan, Ubud, dan Nusa Dua. Mengusung semangat Mengalami Masa Lalu, Menumbuhkan Masa Depan, festival ini diharapkan dapat mewujudkan gerakan dalam menggali pengetahuan warisan budaya Indonesia sejak masa prasejarah hingga abad ke-15 melalui wadah film, musik, media, dan seni pertunjukan.

Hilmar menjelaskan, filosofi subak yang diusung Indonesia Bertutur sarat akan makna keseimbangan hubungan antara manusia dengan pencipta, sesama, dan alam. Konsep ini dikenal oleh masyarakat Hindu Bali sebagai falsafah Tri Hita Karana.

"Bali dipilih karena ada subak yang merupakan Warisan Budaya Dunia UNESCO. Selama ini Bali sudah dikenal sangat luas namun subaknya belum banyak dikenal. Kami ingin memperkenalkan tradisi yang panjang yang saat ini masih kurang dikenal," ungkapnya.

Ia mengatakan dipilihnya Bali sebagai tempat diadakannya Intur 2024 setelah sebelumnya diadakan Borobudur pada 2022 bukan bermaksud hanya menjadikan Jawa dan Bali tidak menjadikan kedua pulau sebagai fokusnya atau dalam istilah Jawa dan Bali sentris. Pada festival selanjutnya rencananya akan diadakan di Mandalika Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Labuan Bajo, Flores Nusa Tenggara Timur demi menepis anggapan tersebut.

Hilmar menambahkan, peran kebudayaan sangatlah penting. Warisan pengetahuan dari leluhur bangsa ini menjadi sumber daya yang luar biasa bagi bangsa dalam memikirkan alternatif solusi bagi kondisi sekarang dan masa depan. Penyelenggaraan Intur adalah upaya menggali serta mengkomunikasikan warisan budaya tersebut.

"Dengan memanfaatkan ragam budaya dan teknologi yang akan ditampilkan pada Indonesia Bertutur, masyarakat Indonesia dapat melihat relevansi antara masa lalu dengan masa kini dan dapat melihat bagaimana kita dapat berperan sehingga kebudayaan dapat terus menjadi sumber kehidupan di masa depan," paparnya.

Sementara itu Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra mengungkapkan bahwa setiap penyelenggaraan Intur selalu mengedepankan semangat menjaga budaya yang berkelanjutan dan menginspirasi. Festival ini adalah bagian upaya berkelanjutan pemajuan kebudayaan dengan tujuan membangun jembatan pengetahuan lokal dengan keadaan era 4.0.

Mendorong peran aktif generasi muda dalam melindungi serta memanfaatkan peninggalan sejarah, menyediakan platform kolaborasi untuk seniman lintas disiplin, dan memaknai warisan ilmu pengetahuan sebagai sumber kreativitas bangsa," imbuhnya.

Seperti sebelumnya Intur 2024 kata Mahendra akan merangkul semua kalangan untuk mengedepankan lokalitas budaya dalam ekosistem berkelanjutan. Dengan menggandeng lebih dari 900 pelaku budaya yang berasal dari 15 negara. Ia optimis festival budaya ini yang dapat dinikmati oleh semua generasi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2024, Melati Suryodarmo menyebut, Intur ingin mengajak para pelaku budaya memiliki semangat yang sama untuk mengangkat pengetahuan berkaitan dengan sumber pangan dan kehidupan agraris di Indonesia dengan tetap memperhatikan harmonisasi antar manusia dengan manusia, alam, dan Tuhan.

"Seperti nilai yang terkandung dalam Subak, Indonesia Bertutur diharapkan dapat menjadi pemicu dalam menjaga keseimbangan kehidupan antara masyarakat, alam, dan spiritual dalam kenyataan hari ini," ujarnya.

Senada dengan Mahendra, Direktur Festival Indonesia Bertutur 2024, Taba Sanchabakhtiar, mengungkapkan bahwa dirinya berharap festival ini dapat memberi pengalaman baru kepada seluruh masyarakat yang hadir nantinya. Pada festival tersebut mereka dapat mengeksplorasi keanekaragaman seni dan budaya bangsa.

"Dengan didukung oleh segala aspek, mulai dari desain kawasan di tiga lokasi, keterlibatan lebih dari 900 pelaku budaya yang saling berkolaborasi, hingga terdapat 100 karya yang akan dihadirkan, diharapkan festival ini dapat membangun dialog serta menggali inspirasi dari sumber pengetahuan lokal serta warisan budaya Indonesia,'' pungkas Taba.

Ikon Intur 2024, Dian Sastrowardoyo, mengutarakan apresiasinya dapat terlibat dalam bentuk produksi karya maupun figur Intur 2024. Dian ingin dari program ini menjadi awal yang baik memajukan dan mengembangkan kebudayaan nasional.

"Saya sangat menghargai kesempatan untuk terlibat sebagai Ikon Indonesia Bertutur 2024 dan memproduksi karya film yang nantinya akan ditampilkan. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk perjalanan kita dalam memajukan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia di panggung nasional dan internasional, sekarang dan di masa depan," tutup Dian.

Intur 2024 akan menghadirkan delapan program utama dalam memberikan pengalaman memantik kepekaan dan memperlihatkan kenyataan hidup hari ini dan esok dari sudut pandang yang berbeda. Program dimaksud antara lain Kathanaya (menampilkan seni tutur yang mencakup nilai-nilai kearifan lokal serta sejarah panjang bangsa Indonesia), dan Visaraloka (program Eksibisi Expanded Media dan Seni Performans).

Program selanjutnya adalah Ekayana dan Anarta (panggung untuk seni pertunjukan), Layarambha (seni gerak dan tari dalam bingkai sinematografi), Samaya Sastra (ruang untuk program sastra dan pembacaan puisi), Kiranamaya (mengeksplorasi seni Video Mapping dan seni instalasi cahaya), serta Virama (panggung senja bagi pertunjukan hiburan dan musik).

Masing-masing program mengajak pengunjung mengeksplorasi lebih jauh beragam bentuk seni dan budaya yang merupakan hasil dari pengkaryaan para seniman yang terlibat. Selama 12 hari pelaksanaan, Indonesia Bertutur terbuka secara gratis untuk seluruh masyarakat di delapan lokasi yang tersebar di Bali. Pada tanggal 7 Agustus 2024, Maha Wasundari - Seremoni dan Pertunjukan Pembukaan akan digelar di Lapangan Chandra Muka Batubulan.

Sementara rangkaian program di Ubud akan dimulai pada tanggal 8-18 Agustus di lima venue antara lain Neka Art Museum, Museum Puri Lukisan, ARMA Museum dan Resort, Setia Darma House of Mask and Puppets, serta Tonyraka Art Lounge. Sedangkan rangkaian kegiatan di Pulau Peninsula, Nusa Dua, akan berlangsung sejak tanggal 14-18 Agustus 2024.

Indonesia Bertutur 2024 merupakan hasil dari bentuk aksi kolektif antara Kemendikbudristek dengan berbagai pemangku kepentingan, antara lain InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) lewat dukungan lokasi kegiatan di Pulau Peninsula, Nusa Dua serta kolaborasi dengan seluruh seniman lintas disiplin melalui proses pengkaryaan.

Baca Juga: