JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, penanganan hepatitis akan fokus pada intervensi preventif. Selain lebih murah secara biaya, kualitas hidup masyarakat juga lebih baik.

Bertepatan dengan peringatan hari Hepatitis Sedunia, pemerintah mengadakan seminar nasional untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya pencegahan hepatitis.

"Kita fokus preventif bukan kuratif. Jauh lebih murah dan kualitas hidup baik," ujar Menkes dalam webinar Hari Hepatitis Sedunia 2022, secara daring, Kamis (28/7).

Dia menjelaskan, intervensi preventif hepatitis memprioritaskan penanganan terhadap ibu hamil yang jumlahnya sekitar 4,8 juta per tahun. Dia meminta, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan pos pelayanan terpadu (Posyandu) meningkatkan tes hepatisis dengan metode tes cepat.

"Udah jauh lebih efisien tidak harus bangun lab. Bisa pakai rapid test yang kecil, bisa kelihatan dengan ketepatan dan akurasi yang cukup tinggi," jelasnya.

Menkes menambahkan, kalau hasilnya positif, maka ibu hamil tersebut akan mendapat obat. Harga obatnya jaug lebih murah daripada obat untuk hepatitis yang sudah parah.
"Preventif supaya sebelum bayi lahir dia tidak ada hepatitis," katanya.

Lebih lanjut, Budi menuturkan, jika intervensi ibu hamil terlambat, tahapan selanjutnya adalah intervensi kepada bayi. Caranya dengan melakulan imunisasi.
Selain penyediaan infrastruktur dan obar, dia mendorong penerapan teknologi dalam imunisasi atau vaksinasi. Menurutnya, penyakit menular butuh pencatatan yang cepat untuk mendukung penanganan dan pengawasan.

Baca Juga: