JAKARTA - Integritas merupakan kurs bagi pelaku ekonomi terutama dalam mengambil keputusan. Integritas dimulai dari kampus seperti tidak menyontek dan tepat janji.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, saat menyambangi almamaternya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) di Jakarta, Rabu (28/8), mengatakan ekonomi merupakan ilmu mengelola rumah tangga (household) yang memiliki banyak kebutuhan.
Pada dasarnya, setiap rumah tangga harus mengambil keputusan dalam memenuhi kebutuhan dengan mempertimbangkan pendapatan yang ada, sumber daya yang dimiliki, hingga biaya yang dikeluarkan.
"Apa pun profesi kalian, pasti diajar dengan value (nilai) yang baik. Integritas itu tidak usah muluk-muluk. Jangan menyontek, tepati janji, itu integritas. Pegang terus prinsip yang baik karena itu adalah currency (kurs) kalian yang tidak bisa diperjualbelikan," kata Menkeu.
Sama dengan mengelola keuangan negara, negara maju sebutnya mungkin memiliki rumah tangga yang relatif kaya, namun harus tetap membuat keputusan mengenai pengelolaan sumber-sumber yang dimiliki. Serupa, negara miskin pun juga perlu membuat keputusan itu, namun dengan sumber daya yang lebih terbatas sehingga pertimbangannya jauh lebih kompleks.
Menkeu pun menekankan pentingnya membangun karakter, sehingga sumber daya manusia (SDM) yang dibentuk mampu menjaga integritas sebagai profesional.
Pelaksana Harian, Dekan FEB UI, Arief Wibisono Lubis, menyatakan pembelajaran ekonomi dan bisnis di FEB UI dibarengi dengan pembentukan karakter yang beretika untuk menciptakan SDM yang memiliki integritas tinggi.
"Terkait pembangunan karakter, di mana ditegaskan bahwa teman-teman harus menjaga integritas," kata Arief.
Keteladanan
Peneliti Mubyarto Institute, Awan Santosa, mengatakan integritas satu kata dengan perbuatan yang tidak banyak dimiliki oleh banyak pemimpin dan elite di negeri ini.
Oleh sebab itu, anak muda harus diajar dengan keteladanan para pemimpin bangsa tentang sikap kenegarawanan, bukan ambisi pribadi dan haus berkuasa.
Integritas, katanya, juga membantu meningkatkan daya saing bangsa ke depannya sebab erat hubungannya dengan korupsi, bagaimana menolak gratifikasi ketika menjabat.
Dengan kata lain, apabila generasi muda berintegritas maka masa depan banga ke depan juga akan cerah. Investasi akan tertarik masuk karena bagusnya tata kelola negara. "Dengan meritokrasi akan meningkatkan daya saing bangsa," kata Awan.