Kepadatan lalu lintas di Ibukota, dari waktu ke waktu semakin tak terkendali. Terlebih, angkutan berbasis daring semakin merebak di Jakarta. Hal ini membuat kemacetan parah di beberapa titik, terutama saat mereka menghentikan kendaraannya di pinggir jalan sambil menunggu penumpang.

Padahal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berupaya keras mengurai kemacetan ini dengan berbagai kebijakan. Setelah adanya pembatasan kendaraan roda dua di kawasan Thamrin hingga Jalan Merdeka Barat, juga diberlakukan kebijakan ganjil genap. Bahkan, pihaknya terus melakukan revitalisasi angkutan umum baik bus rapid transit (Transjakarta) hingga membangun mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT).

Untuk mengetahui lebih jelas akan solusi kemacetan di Jakarta, reporter Koran Jakarta, Peri Irawan mewawancarai Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (1/8). Berikut petikannya:

Seperti apa sebenarnya tingkat kemacetan di Jakarta?

Jadi gini, kalau kita bayangkan bahwa sekarang commuterline baru angkut penumpang 1,1 juta orang. Target kita adalah 2019, bisa mengangkut 2 juta lebih. Jadi kita bisa bayangkan, yang sekarang aja yang satu juta setiap stasiun membuat kemacetan. Orang sibuk mencari angkutan umum. Apalagi kalau sudah dua juta. Makanya tadi kami melapor ke pak gubernur, kita akan bekerjasasama untuk membantun intermoda dimasing-masing stasiun.

Seperti apa bentuk intermoda itu?

Bentuk intermoda macam-macam. Tadi pak Gubernur sampaikan ada dengan metode transit oriented development (TOD). tapi itu TOD kan lama perlu berapa tahun, tapi dalam waktu singkat ini kita harus berbuat sesuatu. Kalian lihat kan Dukuh Atas , Palmerah, di mana-mana semrawut. Nah itulah tanggung jawsab kami dimana kami bisa mengatur itu. Kalau ada lahan-lahan koson disekitar stasiun bisa nggak kita manfaatkan untuk pengendapan.

Maksud pengendapan ini untuk parkir?

Jadi bagi ojek-ojek online atau non online dan angkutan umum kita masukkan ke situ sehingga tidak parkir sembarangan di pinggir jalan. Kita mau bikin pilot project di Dukuh Atas. Kita sudah dapat izin dari pak gubernur menggunakan lahan kosong milik PD Pasar Jaya. Nanti semua ojek kita pool disitu . Jadi, penumpang kita minta ke situ, tidak ada lagi di pinggir jalan. Sehingga jalan menjadi lancar.

Bagaimana penanganan ojek online di pusat perbelanjaan?

Itu sama. Nanti kami BPTJ akan membuat aturan untuk roda dua, nanti tunggu saja. Sementara ini kan belum ada aturan tentang roda dua, nanti kedepan ada aturan khusus roda dua.

Kalau lahannya sempit seperti di Palmerah?

Bisa dilakukan rekayasa. Bahkan saya tadi sudah mengecek ada lahan penitipan motor oleh pribadi. Saya diskusi dengan mereka kalau investasi bareng apakah mereka tertarik? Mereka tertarik tuh. Nah kerja sama seperti itu kan bisa digunakan.

Nanti akan aturan dilarang parkir atau tidak?

Tidak. Mereka jangan dilarang parkir. Karena masyarakat membutuhkan mereka. Kita harus bekerja sama. Mereka bisa mengambil penumpang tapi tidak boleh mengganggu arus lalu lintas. Mereka boleh mengambil penumpang dimana saja, asal tertib, sehingga tidak mengganggu arus lalin.

Kawasan mana lagi yang bakal integrasi intermoda ini?

Ada 17 titik, di antaranya Palmerah, Dukuh Atas, Tebet, Cawang, Manggarai, Kota, ada 17. Ini sekarang kami lagi minggu ini kami identifikasi semuanya. Minggu ini selesai Insya Allah.

Bukannya roda dua bukan angkutan umum, bagaimana regulasinya?

Roda dua itu nanti harapan kita, dia akan menjadi feeder-nya. Selama ini kan feeder kita belum terbangun dengan baik. Angkutan massal kan sebentar lagi ada LRT, ada MRT, ini udah mulai terbangun, busway koridornya akan bertambah terus, nanti motor otomatis akan jadi feeder. Karena feeder ini belum terbangun baik karena banyak tempatnya kan, biarlah motor jadi feeder. Dia tidak boleh beroperasi di tengah kota lagi, harus ada pembatasan.

Implementasi pembatasan itu bagaimana?

Iya nanti kami akan coba bikin aturan bahwa operasi roda dua dibatasi lagi, tidak boleh di jalan-jalan tertentu lagi, makin kita perluas, sementara ini kan Thamrin ya, kita akan perluas, Kuningan-lah, atau MT Haryono, ini dalam waktu dekat.

Apakah integrasi ini akan terkait dengan pola pembayarannya juga?

Iya sebentar lagi kita akan launching, pola 3-1, terintegrasi. Jadi hanya 1 tiket untuk semua, untuk KCJ, untuk naik PPD, semua, naik bus juga. Itu kerjasama dengan perbankan kita. Selama ini kan baru sektor masing-masing, KCJ sendiri, PPD punya sistem sendiri, nanti kita integrasikan.P-5

Baca Juga: