Jakarta diharapkan dapat mewujudkan sistem kesehatan yang lebih responsif, efisien, dan berorientasi kepada pasien.
JAKARTA - Dinkes Jakarta terus berupaya meningkatkan layanan kesehatan melalui rujukan berbasis kompetensi fasilitas. Dalam rangka ini, dinkes menyelenggarakan "Executive Summit Meeting (ESM)," di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (25/10).
"Dalam menyambut kota global, Jakarta memerlukan percepatan layanan kesehatan," tandas Penjabat Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, saat membuka ESM. Kegiatan ini diadakan Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta untuk meningkatkan layanan kesehatan. Acara dihadiri seluruh pemangku kepentingan setiap fasilitas kesehatan Jakarta baik tingkat Puskesmas maupun rumah sakit.
Teguh mengatakan, Jakarta yang sedang menuju kota global menghadapi tantangan dalam menyediakan layanan kesehatan berkualitas dan merata. Hal ini juga membutuhkan percepatan sistem rujukan dari Puskesmas ke rumah sakit. Selain itu, juga perlu peningkatan koordinasi dan kompetensi antarfasilitas kesehatan.
"Saya menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kualitas dan efektivitas sistem layanan kesehatan Jakarta. Ini khususnya dalam aspek rujukan pasien," tutur Teguh. Dia mengapresiasi jajaran Dinas Kesehatan Jakarta atas upaya pengembangan sistem rujukan terintegrasi berbasis kompetensi fasilitas pelayanan kesehatan.
Rujukan integrasi melalui penguatan fungsi Command Centre dengan platform digital terpadu. Tujuannya, untuk memastikan akses dan kualitas layanan rujukan lebih baik. Gubernur juga menjelaskan, Jakarta diharapkan dapat mewujudkan sistem kesehatan yang lebih responsif, efisien, dan berorientasi kepada pasien.
Dengan demikian, akan turut meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan Pemprov. Ia pun mengimbau seluruh jajaran Dinas Kesehatan agar bisa melaksanakan komitmen bersama dalam meningkatkan pelayanan masyarakat.
"Kepada segenap jajaran Dinas Kesehatan yang telah bekerja dalam upaya peningkatan layanan kesehatan, mari perkuat komitmen dalam memberikan layanan terbaik bagi masyarakat," ajak Teguh. Dinas mesti menerapkan budaya kerja Ber-AKHLAK (akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif). Utamakan profesionalisme dan dedikasi untuk menciptakan customer experience yang unggul.
Jadi Motivasi
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jakarta, Ani Ruspitawati, menuturkan, upaya mewujudkan layanan terintegrasi ini dapat menjadi motivasi bagi tenaga kesehatan. Harapannya, akan semakin mempercepat realisasi komitmen bersama agar setiap warga Jakarta mendapatkan perawatan terbaik, cepat, dan tepat.
"Intinya, pendekatan rujukan yang pasien-sentris. Ini ditempuh melalui sistem rujukan terintegrasi berbasis kompetensi fasilitas pelayanan kesehatan. Harapannya, agar dapat memastikan setiap pasien memperoleh perawatan terbaik," tukasnya.
Dengan proses rujukan yang lebih cepat dan tepat, yang tidak hanya meningkatkan kepuasan, tetapi juga patient experience dalam layanan kesehatannya.
Sebelumnya, Ani mengutarakan, terus memantau secara berkala Program Pengendalian Nyamuk Aedes Aegypti menggunakan teknologi Wolbachia di Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat. Ani Ruspitawati menjelaskan, sejak diluncurkan pada 4 Oktober, program telah berkembang.
Dia menyebut ada 1.279 Orang Tua Asuh (OTA) dari 11 RW di Kelurahan Kembangan Utara. Mereka bersedia berpartisipasi dalam program. Harapannya, populasi nyamuk pembawa virus demam berdarah akan berkurang drastic karena ada nyamuk ber-Wolbachia.
Ani melanjutkan, pendistribusian ember berisi telur nyamuk Wolbachia beserta pakan ke rumah-rumah OTA telah dimulai sejak 8 Oktober. Teknologi Wolbachia melalui telur nyamuk, bertujuan mengurangi kemampuan nyamuk penyebab demam berdarah untuk berkembang biak dan menyebarkan virus.