Sejumlah warga Jakarta menyayangkan pembongkaran instalasi seni bambu getih-getah karena selain biaya pembuatan yang mahal, juga sudah terlanjur jadi ikon di kawasan itu.

JAKARTA- Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Susi Marsitawati mengakui, pihaknya telah membongkar Instalasi "Bambu Getih Getah". Menurutnya,instalasi bambu itu telah rapuh karena faktor cuaca sehingga dikhawatirkan membahayakan pengguna jalan.

"Iya dilakukan pembongkaran, karena bambunya sudah mulai rapuh karena cuaca, sehingga jalinan bambu sudah mulai jatuh khawatir rubuh," katanya.

Untuk sementara waktu, pihaknya akan menanam border semak untuk menutupi lahan bekas instalasi bambu itu. Rencananya, kata Susi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun instalasi lain di atas taman median jalan MH Thamrin itu.

Instalasi bambu Getih Getah di Bundaran HI merupakan karya seniman Joko Avianto yang dipasang pada Agustus tahun lalu. Instalasi ini dipasang sebagai simbol ucapan selamat datang kepada peserta Asian Games 2018 lalu.

"Itu bukan pembongkaran sih, itu sudah direncanakan. Karya itu tahan sampe 1 tahun walaupun sebenarnya perencanaan waktu itu karyanya hanya untuk 6 bulan. Karena karya ini memang karya yang sifatnya festival. Kan kemarin itu menghadapi Asian Games kan dan 17 agustus tahun lalu," kata Joko Avianto.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta didorong untuk merevitalisasi kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI). Pasalnya, kawasan ini sering kali dijadikan destinasi wisata bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

Menurut anggota DPRD DKI Jakarta, Jimmy Alexander Turangan, di Jakarta, Kamis (18/7).

Lebih Permanen

Instalasi bambu Getih Getah patut diapresiasi. Namun, petugas Dinas Kehutanan DKI Jakarta membongkar instalasi itu dengan dalih untuk keselamatan warga karena bambu mulai lapuk. Jimmy berharap, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa memasang karya seni yang lebih permanen untuk jangka panjang ke depannya.

"Dengan nilai yang dianggap besar oleh beberapa kalangan, mencapai 550 juta rupiah, untuk sebuah karya seni bambu itu, saya rasa masih wajar kok. Kita lihat Bali, untuk suatu acara menyambut Nyepi itu bahkan bisa lumayan besar juga anggaran yang dikeluarkan untuk membuat suatu bentuk karya atau replika tertentu untuk ditempatkan di beberapa sudut jalan kota yang bisa "habis" dalam acara semalam saja misalnya," kata Jimmy.

Sejumlah warga Jakarta menyayangkan pembongkaran instalasi seni bambu getih-getah karena selain biaya pembuatan yang mahal, juga sudah terlanjur jadi ikon di kawasan itu.

"Ya sudah terbiasa melihat itu (getih-getah) sih ya tiap lewat sini. Kan itu mahal, ya, biayanya," ujar Dista, seorang pegawai yang bekerja di sekitar kawasan tersebut, Kamis.

Hal yang sama juga diutarakan Rama, mahasiswa tingkat awal yang sering melewati Bundaran HI tersebut untuk menaiki transportasi umum.

Menurutnya, instalasi bambu tersebut sudah cukup melekat baginya sebagai salah satu ikon di sana.

"Selain mahal, kayaknya sudah jadi ikon sendiri, kalau menurutku, selain Monumen Selamat Datang di belakangnya. Jadi ya sedih juga," kata dia.

Namun, baik Dista maupun Rama tidak menampik bahwa pembongkaran tersebut sangat memungkinkan untuk dilakukan, lantaran kondisinya yang sudah tidak sebagus seperti pemasangan pertama pada Agustus 2018. pin/P-6

Baca Juga: