Port Royal sebagai kota bajak laut telah menginspirasi dibuatnya film berjudul Pirates of the Caribbean. Salah satu latar atau setting film ini adalah Port Royal di Jamaika. Dari kota kecil yang sebagian telah tenggelam ini orang dapat mengeksplorasi fakta sebenarnya di balik bajak laut di kota pelabuhan kuno Jamaika.

Port Royal sebagai kota bajak laut telah menginspirasi dibuatnya film berjudulPirates of the Caribbean. Salah satu latar atau setting film ini adalah Port Royal di Jamaika. Dari kota kecil yang sebagian telah tenggelam ini orang dapat mengeksplorasi fakta sebenarnya di balik bajak laut di kota pelabuhan kuno Jamaika.

Orang Spanyol pertama kali mendarat di Jamaika pada 1494 di bawah kepemimpinan Christopher Columbus, yang menyebabkan kehancuran suku Indian Taino. Mereka ini ada di wilayah yang kemudian diberi nama Port Royal untuk memancing ikan.

Pemukiman permanen Spanyol berdiri ketika Juan de Esquivel membawa sekelompok pemukim pada tahun 1509. Mereka datang untuk mencari tanah baru dan sumber daya berharga seperti emas dan perak. Mereka pun mulai membudidayakan dan mengolah tebu. Sama seperti Taino sebelumnya, Spanyol tampaknya tidak banyak memanfaatkan kawasan Port Royal yang dalam bahasa Spanyol dinamakanCaguayatauCaguaya.

Spanyol mempertahankan kendali atas pulau itu selama 146 tahun, sampai Inggris mengambil kendali setelah invasi mereka pada tahun 1655 yang disebut dengan invasi Jamaika. Sebelumnya 1654, ekspedisi Inggris di bawah Robert Venables dan William Penn dikirim oleh Oliver Cromwell untuk merebut pulau Hispaniola (sekarang Haiti) dari Spanyol.

Di Hispaniola, Venables dan Penn berhasil dikalahkan oleh Spanyol. Karena takut melaporkan kegagalan mereka kepada Cromwell, akhirnya keduanya memutuskan untuk menuju barat daya ke pulau Jamaika dengan pertahanan Spanyol yang sangat buruk.

Mereka berhasil merebut pulau itu. Selanjutnya sebuah benteng bernama Fort Cromwell dibangun, di sekitar tempat pemukiman Point Cagway bermunculan. Ketika Charles II dikembalikan ke takhta Inggris, benteng tersebut berganti nama menjadi Fort Charles, dan pemukimannya diberi nama menjadi Port Royal.

Pada 1659, dua ratus rumah, toko, dan gudang telah dibangun di sekitar banteng. Pada 1692 lima benteng mempertahankan pelabuhan. Orang Inggris awalnya menyebut tempat itu Cagway tetapi segera menamainya Port Royal.

Di bawah pemerintahan Inggris, Angkatan Laut Kerajaan memanfaatkan dermaga yang miring di Port Royal dan menyewa sebuah bangunan di tepi pantai untuk dijadikan gudang. Sejak 1675, seorang perwira AL ditunjuk untuk mengawasi fasilitas ini namun, pembangunan terhenti karena gempa bumi 7 pada 7 Juni 1692.

Setelah gempa bumi, upaya dilakukan untuk mendirikan pangkalan angkatan laut di Port Antonio di timur laut pulau. Namun iklim di sana terbukti tidak menyenangkan sehingga upaya itu dibatalkan sehingga sejak 1735, Port Royal sekali lagi menjadi fokus perhatian AL. hay/I-1

Baca Juga: