YOGYAKARTA - Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) selama ini masih dipandang sebelah mata dan belum dilayani dengan baik apalagi di tingkat puskesmas.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menjelaskan masalah ODGJ tak hanya menjadi masalah si penderita tapi juga keluarga, masyarakat, dan juga layanan kesehatan. Tahun 2017 saat belum ada layanan inovatif dari Puskesmas di Bantul yang secara khusus menangani ODGJ, data menunjukkan hanya 0 ODGJ yang sanggup kembali produktif di tengah masyakarat. Tapi begitu program dibikin pada 2018, ada 20 ODGJ yang bisa kembali produktif di tengah masyarakat.

"Terus meningkat pada tahun 2019 sebanyak 48 orang dan di tahun 2020 sebanyak 86 orang," kata Abdul Halim di Bantul, Selasa (6/7).

Layanan inovatif di puskesmas Bantul untuk menangani ODGJ itu diberi nama Program Inovasi Gelimasjiwo (Gerakan Peduli Masyarakat Sehat Jiwo).

"Inovasi untuk mengatasi masalah dalam penanganan ODGJ dan keluarganya, mulai dari ditemukannya sampai kembali produktif untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bantul," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja.

Kepala Pelaksana Program Kesehatan Jiwa Puskesmas Kasihan 2 Siti Mulyani memaparkan bahwa, pada tahun 2020, sudah terdapat 18 Puskesmas yang menerapkan program serupa. Sementara itu, Bupati Bantul juga mengatakan bahwa di tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Bantul merencanakan penerapan program serupa di seluruh 27 Puskesmas yang ada di Kabupaten Bantul. Meskipun dengan nama yang berbeda. Namun, sistem dan prosedur yang dilakukan sama seperti inovasi Gelimasjiwo.

"Dari 18 Puskesmas ini insyaAllah, akan kita tambah lagi di tahun 2021. Mudah-mudahan di tahun 2021 ini 27 Puskesmas di Kabupaten Bantul sudah menerapkan seperti sistem inovasi Gelimasjiwo ini. Mungkin namanya bisa jadi tidak Gelimasjiwo. Tetapi sistem dan prosedurnya sama seperti inovasi ini," jelas Abdul Halim Muslih.

Baca Juga: