SANTA CLARA - Departemen Perlindungan Keuangan dan Inovasi California, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (10/3) menutup bank terbesar ke-16 di Amerika Serikat, Silicon Valley Bank (SVB), kurang dari dua hari setelah bank rujukan Big Tech itu mencoba membujuk para nasabah untuk tidak menarik uang mereka karena khawatir akan terjadi rush. Regulator menunjuk Korporasi Penjamin Simpanan Federal (The Federal Deposit Insurance Corporation/FDIC) sebagai penerima 175 miliar dolar AS milik nasabah l.

Dirangkum oleh The New York Times, FDIC kemudian mendirikan Bank Nasional Santa Clara, bank baru untuk menyimpan simpanan dan aset SVB. Badan tersebut mengatakan dalam rilis berita bahwa entitas baru akan beroperasi pada Senin pagi dan cek yang dikeluarkan oleh bank lama akan terus dikliring.

Terganjal suku bunga yang tinggi

Kisah bermula setahun yang lalu, saat SVB dibanjiri uang tunai dari start-up sukses, kemudian bank membeli obligasi dalam jumlah besar. Seperti bank lain, SVB menyimpan sejumlah kecil simpanan dan menginvestasikan sisanya dengan harapan mendapatkan keuntungan.

Cara itu berhasil dengan baik sampai Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga tahun lalu untuk mendinginkan inflasi. Pada saat yang sama, dana awal mulai mengering, memberi tekanan pada banyak nasabah bank, yang kemudian mulai menarik uang mereka.

Untuk memenuhi permintaan tersebut, Silicon Valley Bank terpaksa menjual sebagian investasinya pada saat nilainya turun. Dalam pengungkapannya yang mengejutkan pada hari Rabu, bank tersebut mengatakan telah merugi hingga hampir 2 miliar dolar AS.

Ketakutan menyebar

Skala SVB masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan bank-bank terbesar di negara itu. Asetnya yang bernilai 209 miliar dolar AS tidak seberapa jika dibandingkan dengan lebih dari 3 triliun dolar AS milik JPMorgan Chase. Tetapi rush dapat terjadi ketika nasabah atau investor yang panik dan mulai menarik simpanan mereka. Mungkin kekhawatiran yang paling mendesak akhir pekan ini adalah bahwa kegagalan Silicon Valley Bank akan menyebar nasabah bank lain.

Itu mulai tampak, saham First Republic Bank, yang berbasis di San Francisco, dan Signature Bank di New York turun lebih dari 20 persen pada Jumat. Tetapi saham beberapa bank terbesar negara seperti JPMorgan, Wells Fargo dan Citigroup, naik lebih tinggi pada Jumat setelah merosot pada Kamis.

Perusahaan kecil berebut menarik simpanan

Saat ekosistem start-up mencoba memahami ledakan SVB, beberapa pengusaha yang dananya dibekukan di bank beralih ke pinjaman untuk membayar gaji. SVB menyediakan layanan perbankan untuk hampir setengah dari perusahaan teknologi dan ilmu kehidupan yang didukung modal ventura, dan lebih dari 2.500 perusahaan modal ventura, termasuk Lightspeed, Bain Capital, dan Insight Partners.

Baca Juga: