Koba - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memperkuat peran penyuluh keluarga berencana (PKB) untuk menekan angka prevalensi stunting.
"PKB dan tim pendamping keluarga (TPK) memiliki peran sangat strategis dalam mencegah dan menekan angka stunting," kata Plt Bupati Bangka Tengah Era Susanto dalam kegiatan rapat koordinasi berkelanjutan terkait kasus stunting di Koba, Senin.
Era menjelaskan, kehadiran seluruh PKB dan TPK dalam rapat koordinasi membuktikan komitmen mereka membantu pemerintah dalam mencegah kejadian stunting.
"Kita harus bisa mencapai Bangka Tengah yang bebasstunting. Mari kita lakukan bersama, kita intervensi kasusstuntinguntuk mendekati target yang diharapkan," ujar Era.
Era mengatakan, untuk merencanakan program percepatan penurunanstuntingdiperlukan adanya analisis situasi agar lebih tepat sasaran dan tepat anggaran.
"Kita berkumpul di sini untuk menganalisis situasi terkini. Penurunanstuntingtidak dapat dilaksanakan dalam waktu singkat, maka diharapkan adanya komitmen bersama agar penanganannya dapat dilakukan secara berkesinambungan," ujarnya.
Kepala DPPKBPPPA Bangka Tengah Dede Lina Lindayanti memaparkan materi terkait dengan tugas dan fungsi TPK dan PKB dalam penanganan stuntingdi lapangan.
"Tugas TPK adalah untuk mendeteksi dini faktor risikostuntingyang bertujuan meningkatkan akses informasi dan pelayanan keluarga dan/atau keluarga berisikostuntingdengan sasaran prioritas calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan baduta 0-23 bulan," jelasnya.
Peranan TPK di lapangan juga harus mendapat dukungan dari penyuluh KB, PKK, Ketua TPPS di tingkat desa dan kelurahan, juga tenaga kesehatan.
"Kita harus tahu data-data di lapangan siapa saja yang termasuk keluarga risiko stuntingsehingga kita tahu siapa yang akan kita dampingi. Jika kita tidak mendampingi, maka terjadilahstunting," ujar Dede.
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah menargetkan mampu menekan angka stunting hingga 10 persen pada 2024. Saat ini kasus stunting tercatat angka 18,2 persen.
Angka stunting di daerah itu pada 2023 turun menjadi 18,2 persen jika dibandingkan dengan angka pada 2022 yang mencapai 21,2 persen.