Bandung - PT KAI Daop 2 Bandung menanam 9.236 tanaman akar wangi di sepanjang jalur rel, khususnya lereng bukit dan jembatan, sejak September 2024 untuk mengantisipasi curah hujan yang mulai tinggi.

Executive Vice President Daerah Operasi 2 Bandung Takdir Santoso mengatakan penanaman akar wangi itu merupakan salah satu langkah antisipatif untuk meminimalisasi gangguan perjalanan kereta api, seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, saat curah hujan meningkat.

"Kami selalu berkomitmen untuk terus bersiaga dan melakukan perbaikan jalur agar perjalanan kereta api di Wilayah Daop 2 Bandung senantiasa lancar dan selamat," kata Takdir dalam keterangan di Bandung, Sabtu.

Penanaman tanaman akar wangi atau vetiver sebagai upaya antisipasi yang dilakukan dalam penanganan erosi melalui metode bio-engineering/vegetatif, karena tanaman ini memiliki akar serabut yang tumbuh lurus (bukan menyamping seperti tumbuhan rumput pada umumnya).

Akar yang dalam berfungsi untuk stabilitas permukaan tanah sedangkan akar dengan susunan yang tebal dan rapat berfungsi untuk menyebarkan air, menahan sedimen dan sangat tahan terhadap berbagai macam bahan kimiawi untuk rehabilitasi lahan.

Takdir mengatakan, Daop 2 sudah melakukan metode bio-engineering ini di lereng bukit pada kanan kiri jalur rel maupun lereng pada jembatan jalur rel KA di berbagai lokasi antara lain di lereng bukit jalur rel KM 236+1/2 petak jalan Cipeundeuy - Cirahayu,

lereng bukit jalur rel KM 239+4/5 petak jalan Cipeundeuy - Cirahayudan lereng bukit jalur rel KM 243+6/7 petak jalan Cirahayu - Ciawi.


"Sejak September 2024, hingga saat ini sudah tertanam sebanyak 9.236 buah rumput akar wangi pada daerah tersebut dan terus kami kembangkan di berbagai wilayah lain yang rawan erosi juga ditanam tanaman serupa," ujar Takdir.

Daop 2 Bandung juga melakukan normalisasi saluran drainase dari sumbatan sampah serta membuang lumpur keluar ruang milik jalan (Rumija) jalur kereta api.

Selain itu, Daop 2 juga melakukan sterilisasi jalur dari pepohonan dengan melakukan pemotongan dahan pohon yang mengarah ke jalur untuk menghindari terjadinya pohon tumbang di jalur rel yang dapat mengganggu perjalanan kereta api.

Kemudian, Alat Material Untuk Siaga (AMUS) juga disiapkan di 14 titik yaitu di Stasiun Bandung, Kiaracondong, Cicalengka, Cibatu, Ciawi, Tasikmalaya, Banjar, Cimahi, Padalarang, Cianjur, Cibeber, Rendeh, Purwakarta dan Cibungur.

AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir dalam kantong karung, bantalan rel, perancah dari besi untuk penahan pondasi jalur, dan lainnya.

Sejumlah peralatan ringan hingga alat berat seperti Multi Tie Tamper (MTT) juga disiagakan untuk merawat kondisi jalur rel agar tetap laik dilintasi kereta api.

Upaya antisipasi lainnya, yaitu dengan menyiagakan petugas khusus di titik-titik rawan. Petugas tersebut secara bergantian bersiaga selama 24 jam untuk terus memantau daerah rawan gangguan dan dapat langsung melakukan tindakan jika terjadi masalah pada jalur rawan tersebut.

Baca Juga: