Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia kini semakin melandai. Namun kita tidak boleh terlena karena menurut penelitian Journal of Autoimmunity, varian Delta Plus sangat berbahaya karena memiliki lima mutasi spesifik ketimbang varian Delta.

Sebuah penelitian yang dikembangkan University of Missouri, AS, varian Delta Plus memiliki lima mutasi spesifik setelah menganalisa lebih dari 300 ribu urutan protein sampel Covid-19 varian Delta dan Delta Plus.

Salah satu mutasi yang ada di varian Delta Plus tapi tidak ada di varian Delta, K417N, membuat para peneliti kebingungan. Mutasi K417N menjadi pertanyaan karena masih simpang siur apakah mutasi tersebut berasal dari antibodi alami atau hasil vaksin.

Bukan tanpa alasan, mutasi K417N menjadi sangat berbahaya karena antibodi tidak bisa mengenalnya secara spesifik.

"Apakah ini antibodi alami yang dihasilkan dari sebelumnya memiliki Covid-19 atau antibodi yang dihasilkan dari vaksin, kami menunjukkan secara struktur bagaimana berbahaya dan pintarnya virus ini dengan bisa bermutasi dengan cara tidak dikenali oleh antibodi dan bertahan," ujar salah satu peneliti, Austin Spratt.

Spratt juga menjelaskan, temuan ini bisa menjelaskan mengapa orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi Covid-19 varian Delta Plus.

"Temuan tersebut membantu menjelaskan kenapa ada begitu banyak orang dites positif Delta Plus meski sudah divaksin atau sebelumnya terinfeksi Covid-19," ujarnya.

Seorang profesor dari University of Missouri yang juga terlibat dalam penelitian tersebut, Kamlendra Singh, mengatakan untuk sementara vaksin Covid-19 yang ada kini masih cukup efektif menangkal virus. Namun yang tak kalah penting adalah pengembangan serta penelitian obat antivirus yang menargetkan area spesifik dari virus yang tetap tidak berubah oleh mutasi.

"Jika kita dapat mengembangkan obat molekul kecil yang menargetkan bagian virus yang tidak bermutasi, itu akan menjadi solusi akhir untuk memerangi virus," kata Singh.

Baca Juga: