Sebuah studi tonggak sejarah yang diterbitkan dalam jurnal Nature melaporkan bagaimana bakteri usus dapat mengakumulasi jumlah obat terapeutik dan berpotensi mengurangi efektivitasnya.

Penelitian ini didasarkan pada wawasan yang berkembang tentang cara mikrobioma kita dapat mengurangi atau meningkatkan aktivitas obat-obatan tertentu dikutip dari laman Newatlas.

Obat-obatan seperti rosiglitazone (untuk diabetes), montelukast (untuk asma), dan roflumilast (untuk penyakit paru obstruktif kronik), semuanya ditemukan terakumulasi dalam spesies bakteri tertentu.

Untuk memahami secara rinci dasar molekuler bioakumulasi, para peneliti menyelidiki dengan cermat antidepresan yang banyak digunakan yang disebut duloxetine.

Efek perilaku duloxetine pada cacing nematoda berbeda ketika cacing menyimpan bakteri usus yang diketahui mengakumulasi obat dibandingkan dengan cacing tanpa spesies bakteri tersebut.

Ini masih sangat awal untuk penelitian semacam ini, dan sementara kita belajar lebih banyak tentang bagaimana bakteri usus berinteraksi dengan obat terapeutik, kompleksitas interaksi ini membuat terjemahan klinis yang luas menjadi sangat menantang.

Patil mengatakan komposisi unik mikrobioma setiap individu kemungkinan berarti interaksi bakteri/obat ini akan bervariasi dari orang ke orang.

Langkah selanjutnya bagi kami adalah melanjutkan penelitian molekuler dasar ini dan menyelidiki bagaimana bakteri usus individu terkait dengan respons individu yang berbeda terhadap obat-obatan seperti antidepresan perbedaan apakah Anda merespons, dosis obat yang dibutuhkan, dan efek samping seperti berat badan. keuntungan," kata Patil.

"Jika kita dapat mengkarakterisasi bagaimana orang merespons tergantung pada komposisi mikrobioma mereka, maka perawatan obat dapat dilakukan secara individual." ujarnya

Baca Juga: