YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) terus berkomitmen untuk menerapkan energi baru dan terbarukan (EBT) di lingkungan kampus. Tak bisa sendiri, agar energi terbarukan tak cuma jadi wacana, UGM mengandeng sektor industri. Salah satunya melalui kerja sama dengan swasta yaitu PT Agra Surya Energy yang secara resmi ditandatangani di Balairung, UGM, kemarin. Perusahaan yang bergerak di bidang EBT ini akan memasang panel surya di lingkungan UGM.

Rektor UGM Panut Mulyono dalam sambutannya mengatakan saat ini pemanfaatan EBT menjadi salah satu kepedulian dan konsentrasi Pemerintah Pusat. Oleh karena itu dengan adanya pemasangan panel surya akan lebih meningkatkan pemanfaatan EBT di lingkungan UGM ke depannya.

Selain itu keberadaan panel surya di lingkungan UGM harapannya bisa menjadi edukasi bagi masyarakat, terutama masyarakat yang masuk di lingkungan UGM.

"Sehingga dengan adanya pemasangan panel surya ini harapannya dapat meningkatkan ranking sebagai kampus berkelanjutan di UGM. Jika memungkinkan didesain keberadaan panel surya bisa ditunjukkan kepada masyarakat yang masuk atau lewat di UGM akan sangat baik dan di daerah yang strategis bagi masyarakat lewat misalnya di bundaran," katanya

Direktur Utama PT Agra Surya Energy Harvey Tjokro mengungkapkan bentuk kerja sama tersebut meliputi pemasangan PLTS di kawasan UGM, pendirian Badan usaha bersama bidang EBT, pembangunan Monumen Energi di UGM, hingga sinergi industri dan kampus untuk pengembangan penelitian EBT dan startup serta pelatihan untuk mahasiswa.

"UGM adalah sebuah aset sangat besar yang dimiliki bangsa, harapannya sinergi ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas untuk mendapatkan EBT," katanya.

Ia berharap dengan UGM akan berdampak segera bagi pembangunan PLTS Atap di Indonesia. Saat ini timnya sedang membangun PLTS Atap di perusahaan Pengolahan Pangan swasta nasional sebesar 100 MW, beberapa pabrik dan industri nasional maupun asing sampai dengan 500 MW. Selain itu juga kawasan Gedung DPR/MPR yang akan selesai terpasang PLTS di akhir tahun ini.

"Tantangan global tentang Perubahan Iklim yang telah ditandatangani Presiden Jokowi Wdodo di 2015 silam telah menjadikan posisi Indonesia sangat penting untuk mempercepat pembangunan PLTS di segala sektor sebagai salah satu pilihan EBT yang paling efesien, mudah, murah dan cepat di aplikasikan," tuturnya.

Baca Juga: