PARIS - Zurich dan Singapura menjadi kota-kota termahal di dunia setelah New York, menurut majalah The Economist, Kamis (30/11).

Media mingguan Inggris ini memperkirakan harga-harga meningkat rata-rata 7,4 persen selama setahun terakhir di 173 kota besar, sedikit melambat dibandingkan dengan rekor inflasi 8,1 persen pada 2022.

"Krisis biaya hidup masih jauh dari selesai dan tingkat harga masih jauh di atas tren historis" kata Upasana Dutt, yang memimpin penelitian, yang didasarkan pada harga 200 produk dan jasa.

"Kami memperkirakan inflasi akan semakin melambat pada tahun 2024," katanya. Hal itu karena dampak kenaikan suku bunga oleh bank sentral untuk melawan kenaikan harga.

Zurich melengserkan New York, yang menduduki peringkat teratas tahun lalu bersama Singapura.

Empat dari 10 kota teratas berada di Eropa, akibat tingginya inflasi yang berdampak pada makanan dan pakaian, serta apresiasi euro terhadap dolar.

Pemeringkatan tersebut dibuat dalam dolar, dan mengkonversi mata uang lain ke dalam dolar, yang mengakibatkan harga lebih tinggi di zona euro seiring dengan penguatan euro.

Selain Zurich, Jenewa berada di peringkat ketiga bersama New York, disusul Hong Kong dan Los Angeles.

Paris berada di peringkat ketujuh, sementara Kopenhagen dan Tel Aviv - yang menduduki peringkat teratas pada tahun 2021 - berada di peringkat kedelapan.

San Francisco melengkapi daftarnya.

Penurunan peringkat terbesar terjadi di kota-kota Rusia, Moskow, yang berada di peringkat 142, dan Saint Petersburg di peringkat 147, yang mencerminkan melemahnya rubel akibat sanksi berat sebagai respons terhadap perang di Ukraina.

Kota termurah di dunia menurut peringkat ini adalah Damaskus, disusul Teheran.

Baca Juga: