JAKARTA -Badan Intelijen Negara (BIN) adalah badan strategis di negeri. Ini adalah badan intelijen yang bertanggung jawab langsung kepala Presiden. Badan telik sandi ini adalah CIA-nya Indonesia. Badan inilah yang memasok segala informasi 'rahasia' terkait semua hal kondisi dan situasi negara kepada Presiden.

Tentu informasi itu adalah informasi rahasia yang hanya Presiden yang boleh mengetahuinya. Makanya sering disebut, BIN adalah badan yang misterius. Letjen Zainal Azhar Maulani, atau biasa dikenal dengan panggian ZA Maulani, adalah Kepala BIN di era Presiden Habibie. Dulu, badan telik sandi itu belum bernama BIN, tapi masih bernama Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin).

ZA Maulani, adalah perwira bintang tiga dari TNI Angkatan Darat. Di era Gus Dur atau Abdurahman Wahid jadi Presiden, Bakin berubah nama menjadi BIN. Gus Dur pun kemudian mengangkat Arie J Kumaat, seorang Letnan jenderal Angkatan Darat, sebagai Kepala BIN. Bisa dikatakan Kumaat ini adalah Kepala BIN pertama pasca berubahnya nama badan telik sandi itu dari Bakin ke BIN.

Sejarah kemudian mencatat, kekuasaan Gus Dur hanya seumuran jagung. Karena Gus Dur jatuh, maka naiklah Megawati Soekarnoputri ke atas tampuk kekuasaan yang saat itu menjadi RI-2. Di era Megawati Kepala BIN mengalami pergantian. Jenderal Kumaat pensiun digantikan oleh Hendropriyono seorang perwira tinggi TNI Angkatan Darat.

Ketika pertama jadi Kepala BIN, Hendro masih berpangkat Letnan jenderal. Tapi di era Megawati pula, sang jenderal mendapatkan kenaikan pangkat kehormatan menjadi jenderal penuh alias jenderal bintang empat. Kemudian Susilo Bambang Yudhoyono naik, setelah menang dalam pemilihan presiden yang baru pertama kali digelar secara langsung.

Mantan Menko Polkam di era Megawati itu pun naik pangkat dari pembantu presiden menjadi Presiden. Bahkan dalam pemilihan presiden secara langsung itu, SBY demikian panggilan akrabnya mengalahkan Megawati yang notabene adalah mantan bosnya di kabinet.

Di era SBY, Kepala BIN kembali mengalami pergantian. Hendropriyono pensiun digantikan oleh Syamsir Siregar, seorang purnawirawan Mayor jenderal Angkatan Darat. Pada 2009, SBY kembali terpilih sebagai Presiden. Pimpinan BIN pun kembali mengalami pergantian, Jenderal Syamsir Siregar turun digantikan Sutanto. Dipilihnya Jenderal Sutanto sempat jadi pembicaraan hangat. Sebab Sutanto bukanlah berlatar belakang tentara.

Meski menyandang pangkat jenderal Sutanto bukan prajurit militer. Dia adalah jenderal polisi, mantan Kapolri, Ya, Sutanto adalah eks Kapolri di era SBY. Ini tradisi baru, seorang perwira polisi memimpin badan telik sandi. Selama ini, bisa dikatakan BIN selalu menjadi jatah perwira atau pensiunan perwira tinggi TNI.

Tapi dengan naiknya Sutanto jadi Kepala BIN, tradisi pun berubah, tak lagi selalu tentara yang jadi Kepala BIN. Pengangkatan Sutanto, merubah pakem pengangkatan Kepala BIN. Sutanto adalah Jenderal polisi pertama yang jadi Kepala BIN. la pembuat sejarah, menjadi polisi pertama yang diangkat sebagai kepala badan telik sandi.

Sutanto jadi Kepala BIN di era Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Di era Kabinet Indonesia Bersatu Jilid l, yang jadi Kepala BIN, adalah Syamsir Siregar. Sutanto ini bisa dikatakan 'orang dekatnya' SBY. Ia adalah kawan satu angkatan SBY, namun berbeda akademi. jika SBY jebolan akademi militer, sementara Sutanto lulusan akademi kepolisian.

Tapi ada satu kesamaan. Sutanto dan SBY ini sama-sama lulusan terbaik di angkatannya, Sutanto adalah lulusan terbaik Akpol angkatan 1973. Ia peraih Adhi Makayasa, penghargaan bagi lulusan terbaik di akademi kepolisian dan militer.

Begitu juga dengan SBY. Mantan Presiden RI itu adalah lulusan terbaik Akmil angkatan 1973. Sebagai lulusan terbaik, SBY berhak mendapat penghargaan Adhi Makayasa. Namun masa jabatan Sutanto sebagai Kepala BIN tak sampai usia Kabinet IndonesianBersatu habis.

Di tengah jalan, Sutanto digantikan oleh Letnan Jenderal Marciano Norman, eks Komandan Pasukan Pengawal Presiden. Dengan diangkatnya Letnan Jenderal Marciano, maka tradisi Kepala BIN selalu dari tentara kembali lagi, setelah di interupsi dengan pengangkatan Sutanto, jenderal dari kepolisian. Dan di era Jokowi jadi Presiden, kembali jenderal polisi diangkat jadi Kepala BIN. Dia adalah Jenderal Budi Gunawan, eks Wakapolri.

Baca Juga: