JAKARTA - Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengumumkan penyelesaian kesepakatan joint venture (JV) dengan PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta), dan BDX Asia Data Center Holdings Pte. Ltd. (BDx). Kolaborasi ketiganya ini menghasilkan kesepakatan pendirian perusahaan dan bisnis pusat data (data center) Pusat data skala besar (hyperscale) di Indonesia.

Pusat data skala besar adalah fasilitas penting bisnis besar yang dirancang untuk secara efisien mendukung aplikasi yang kuat dan dapat diskalakan. Beberapa penyedia pusat data seperti itu contohnya adalah Google, Amazon, Facebook, IBM, dan Microsoft.

Pendirian perusahaan yang diberi nama PT Starone Mitra Telekomunikasi (BDx Indonesia), didorong oleh komitmen untuk menciptakan bisnis pusat data kelas dunia dan menjawab permintaan yang terus meningkat akan pusat data berstandar global di Indonesia.

Ketiga perusahaan kemudian meluncurkan perusahaan patungan (JV -Joint Venture) senilai 4,4 triliun rupiah tersebut. Perusahaan ini nantinya diharapkan menjadi perusahaan pusat data skala besar terdepan di Indonesia.

Vikram Sinha, President Director and CEO IOH, mengatakan, pihaknya berharap dapat bekerja sama secara erat dengan Lintasarta, dan BDx, untuk meningkatkan bisnis pusat data ke tingkat berikutnya dengan memperkuat penawaran layanan, memperluas cakupan.

"IOH percaya ada peluang menarik bagi usaha patungan kami untuk cepat tumbuh menjadi pemain terdepan di negara ini, terutama di pasar hyperscale yang belum terlayani. Kami menempatkan bisnis keberlanjutan sebagai fokus prioritas, dengan efisiensi yang lebih tinggi dan konsumsi daya yang lebih rendah," ujar dia di Jakarta, Jumat (3/6).

Investasi para pihak ke dalam perusahaan JV, yang merupakan salah satu investasi asing terbesar di sektor data center Indonesia. Hal ini menyatukan kemampuan telekomunikasi digital IOH, dan Lintasarta yang dikenal sebagai perusahaan teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK).

Layanan "Cloud"

BDx Indonesia berencana menjadi penyedia layanan komputasi awan (cloud) dan pusat data skala besar dengan rencana belanja modal 9 triliun rupiah dalam beberapa tahun ke depan. Selain melakukan berbagai peningkatan pada data center yang ada untuk menambah kinerja dan efisiensi.

BDx Indonesia telah mengidentifikasi lokasi untuk perluasan greenfield. Upaya pertumbuhan gabungan ini diharapkan dapat meningkatkan total kapasitas IT perusahaan di Indonesia dari 7 MW menjadi lebih dari 70 MW.

BDx Indonesia memiliki posisi yang baik untuk menjadi salah satu platform pusat data terbesar di Asia dan juga akan memimpin dalam mendorong praktik berkelanjutan dalam industri data center di Indonesia. FTI Capital Advisors bertindak sebagai penasihat keuangan untuk IOH dalam transaksi ini.

"Market Leader"

Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar, mengatakan, pihaknya menyatakan sangat senang dapat memulai kolaborasi dengan IOH dan BDx. Saat ini Lintasarta kini tengah memasuki tahap selanjutnya dari perjalanan pertumbuhan dan berupaya menerapkan praktik terbaik internasional dalam portofolio yang dimiliki.

"Kemitraan ini akan memperkuat posisi kami sebagai pemimpin industri dan mendorong kemajuan signifikan dalam sektor data center di Indonesia, menempatkan bangsa ini dengan baik dan benar sebagai pasar dengan pertumbuhan tinggi," ujar dia.

CEO BDx Braham Singh, mengatakan terjadi permintaan yang sangat besar untuk pusat data dengan infrastruktur berkualitas di seluruh Indonesia dari perusahaan domestik dan internasional. Menyadari peluang luar biasa itu pihaknya dengan senang hati bermitra dengan IOH dan Lintasarta untuk menghadirkan pusat data dan layanan cloud terbaik di kelasnya ke Indonesia.

"Dengan investasi yang akan dilakukan BDx Indonesia, perusahaan dan hyperscaler domestik dan internasional akan dapat berbagi informasi lebih cepat, dan dalam lingkungan yang lebih aman. BDx Indonesia tidak hanya menambah portofolio pusat data kelas dunia kami di seluruh Asia Pasifik, tetapi juga menghadirkan penawaran berkualitas ke Indonesia," ujar dia.

Baca Juga: