Angkatan Bersenjata Inggris telah mencapai pencapaian berikutnya dengan sebuah senjata laser militer yang dapat mengurangi penggunaan amunisi sehingga dapat mencapai anggaran yang lebih efisien.

Sistem senjata berenergi langsung Inggris, DragonFire telah menjalani masa uji cobanya di MOD Hebrides Range dan mencapai tembakan pertamanya yang kuat terhadap target udara. Meskipun jangkauan DragonFire diklasifikasikan, senjata ini dapat bekerja dengan melihat langsung target, bukan melalui sensor atau bantuan infra-merah.

Dari hasil uji coba penembakan DragonFire pertama, Militer Inggris menyimpulkan bahwa akurasi yang dimiliki DragonFire ini sangatlah tinggi dan tidak memerlukan biaya jangka panjang yang besar.

DragonFire memiliki akurasi yang sangat tinggi karena menggunakan teknologi laser yang memungkinkan untuk mengunci dan mengenai target dengan tepat dan presisi. Maka dari itu, teknologi laser dari DragonFire dapat menghasilkan cahaya sinar panas yang fokus dan stabil sehingga dapat menembus target dengan akurasi yang tinggi.

Dari segi anggaran, DragonFire sangatlah menguntungkan Angkatan Bersenjata Inggris. Biaya jangka panjang yang rendah menjadi alasan utama bagi Inggris. Dalam penggunaannya, DragonFire tidak memerlukan amunisi fisik yang harus dibeli, disimpan, dan dijaga, melainkan dari pemanfaatan energi listrik yang diubah menjadi energi panas.

Sebagai tambahan, persenjataan laser dari Inggris ini juga tidak memerlukan energi yang besar seperti misil, rudal, dan senjata konvensional lainnya. Biaya perawatan dari DragonFire ini juga tidaklah besar karena tidak diperlukannya perawatan yang rumit.

Senjata laser berenergi langsung ini dapat mengenai target dengan kecepatan cahaya sehingga dapat menimbulkan dampak kegagalan struktural atau hasil yang lebih parah jika mengenai hulu ledaknya.

Teknologi DragonFire ini dipimpin oleh organisasi yang beroperasi di bawah Kementerian Pertahanan Inggris yang memainkan peran penting dalam pengembangan dan penelitian teknologi militer, yaitu Defence Science and Technology (Dstl).

Tidak sendiri, Dstl juga menggaet tiga perusahaan persenjataan seperti MBDA, Leonardo, dan QinetiQ dalam operasi DragonFire. Kemitraan dengan industri ini sangatlah menghasilkan kemajuan positif bagi Angkatan Bersenjata Inggris.

Melansir dari GOV.UK (12/6), Menteri Pertahanan Inggris, Grant Shapp menjelaskan bahwa DragonFire dapat merevolusi medan perang dengan biayanya yang tidak banyak sambil mengurangi risiko kerusakan kolateral.

"Investasi dengan mitra industri dalam teknologi canggih seperti DragonFire sangat penting di dunia dan sangat diperebutkan. Hal ini membantu kami mempertahankan keunggulan dalam pertempuran dan menjaga negara agar tetap aman," tambahnya.

Berdasarkan penelitian, Kementerian Pertahanan Inggris juga mengumumkan niatnya untuk mendanai program multi-juta pound untuk mengaplikasikan teknologi dari penelitian ke medan perang.

Sistem senjata berbasis laser, DragonFire ini merupakan hasil investasi sebesar 100 juta Poundsterling oleh Kementerian Pertahanan Inggris dan Industri.

Pertahanan Inggris akan terus berinvestasi dalam perkembangan teknologi dan mempercepat rencananya untuk memajukan sistem pertahanan Angkatan Bersenjata Inggris.

"Uji coba DragonFire di Hebrides menunjukkan bahwa teknologi terdepan kami dapat melacak dan menargetkan target pada jarak jauh. Dalam dunia, ancaman selalu berkembang, kami tahu bahwa fokus kami harus mendapatkan kemampuan ke pejuang dan kami akan mempercepat ke fase kegiatan berikutnya," ucap Shimon Fhima selaku Direktur Program Strategis untuk Kementerian Pertahanan Inggris.

Baca Juga: