LONDON - Inggris pada Kamis (3/10) mengatakan bahwa mereka akan menyerahkan kedaulatan Kepulauan Chagos kepada Mauritius dalam kesepakatan yang akan memungkinkan orang-orang yang mengungsi puluhan tahun lalu untuk kembali ke rumah mereka, sementara London tetap menggunakan pangkalan militer penting Inggris-Amerika Serikat (AS) di Diego Garcia.

Inggris mengatakan bahwa operasi Diego Garcia, pangkalan udara strategis di Samudra Hindia yang dioperasikan bersama dengan AS, dilindungi oleh perjanjian tersebut, yang juga memungkinkan Mauritius untuk menampung sisa pulau-pulau tersebut setelah penduduknya mengungsi.

Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, mengatakan bahwa kedaulatan kepulauan yang disengketakan dan tantangan hukum yang terus berlanjut berarti masa depan jangka panjang situs Diego Garcia telah terancam.

"Perjanjian hari ini mengamankan pangkalan militer penting ini untuk masa depan. Ini akan memperkuat peran kita dalam menjaga keamanan global," kata Menlu Lammy dalam sebuah pernyataan.

Inggris, yang telah menguasai wilayah tersebut sejak 1814, memisahkan Kepulauan Chagos pada tahun 1965 dari Mauritius, negara bekas koloninya yang merdeka tiga tahun kemudian, untuk membentuk Wilayah Samudra Hindia Britania.

Pada awal 1970-an, hampir 2.000 penduduk diusir ke Mauritius dan Seychelles untuk memberi ruang bagi pembangunan pangkalan udara di pulau terbesar, Diego Garcia, yang disewakannya kepada AS pada 1966.

Sebuah resolusi tidak mengikat di Majelis Umum PBB pada 2019 mengatakan Inggris harus menyerahkan kendali atas kepulauan itu dan menyatakan bahwa Inggris telah secara salah memaksa penduduk untuk meninggalkan pulau tersebut. SB/ST/I-1

Baca Juga: