JAKARTA - Pemerintah meminta Inggris tak menerapkan kebijakan perdagangan yang menghambat produk Indonesia seperti yang dilakukan oleh Uni Eropa (UE) melalui Undang-Undang Bebas Produk Deforestasi (EUDR).
"Kita membahas kebijakan lingkungan Inggris karena ada EUDR. Jangan sampai nanti kebijakan lingkungan Inggris juga hambat produk-produk pertanian kita," kata Menteri Perdagangan (Mendag) RI Zulkifli Hasan setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Negara untuk Perdagangan Internasional Inggris Nigel Huddleston, akhir pekan lalu.
Selain soal kebijakan lingkungan, Zulhas mengatakan, pertemuan bilateral dengan Inggris juga menyepakati untuk meningkatkan Komite Ekonomi dan Perdagangan Bersama (Joint Economic and Trade Committee/JETCO) menjadi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
"Mendorong pemanfaatan JETCO, untuk jajaki perundingan kemitraan menyeluruh, kita ada JETCO ditingkatkan menjadi CEPA," kata dia.
Menteri Nigel, kata Zulhas, juga menyampaikan dukungan terhadap perkembangan ekonomi digital dan gerakan digitalisasi UMKM di Indonesia.
Kebijakan Berimbang
Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga dalam kesempatan terpisah menjelaskan permintaan Indonesia terhadap Inggris untuk tidak menerapkan kebijakan pembatasan, telah disampaikan saat kunjungan kerja dirinya ke London, Inggris, pada Juli 2023.
Indonesia, kata Jerry, menyampaikan pesan yang jelas dan tegas mengenai pentingnya kebijakan yang harus berimbang, setara, dan berkeadilan. Jerry menekankan langsung kepada Menteri Nigel, bahwa Indonesia tidak ingin ada kebijakan pembatasan seperti yang diterapkan oleh Uni Eropa.
"Saya sebut langsung EU (European Union) mestinya tidak memberlakukan kebijakan-kebijakan atau definisi-definisi yang diskriminatif, dan saya sampaikan saat itu di London," ujar dia.
Menteri Nigel saat itu, kata Jerry, merespons permintaan Indonesia dengan positif. "Artinya ini jadi bagian dari pemahaman bersama yang kolektif terhadap kesetaraan dan keberimbangan," kata Jerry.
Total perdagangan Indonesia-Inggris selama Januari-Juni 2023 mencapai 1,42 miliar dollar AS, dengan Indonesia mengekspor senilai 837,4 juta dollar AS, dan mengimpor 590,5 juta dolar AS. Dengan demikian, sepanjang Januari-Juni 2023, Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar 246,8 juta dollar AS.