JAKARTA - Pemerintah Inggris terus berkomitmen mendukung Indonesia dalam mengupayakan transisi energi yang lebih ramah lingkungan. Penegasan ini disampaikan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, Kamis (30/7).

Menurutnya, Indonesia berpotensi menjadi negara adidaya di sektor energi terbarukan. "Kita menghadapi tantangan pemulihan ekonomi global yang lebih ramah lingkungan dan memasuki dekade kritis perubahan iklim. Saya senang Inggris dapat menjalin kemitraan dengan Indonesia guna mendukung transisi energi yang lebih ramah lingkungan," katanya.

Kemitraan diwujudkan melalui program "Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia" (Mentari) yang diluncurkan kemarin. Langkah ini sebagai upaya Inggris mendukung pengembangan energi bersih di Indonesia. "Ini adalah sebuah proses transisi yang memungkinkan tercapainya pertumbuhan ekonomi inklusif, pengentasan kemiskinan, akses energi yang aman-terjangkau, serta penurunan emisi," tambah Jenkins.

Menurutnya, program Mentari akan mendukung pengembangan kebijakan menuju terciptanya kerangka kerja regulasi yang lebih baik untuk mewujudkan iklim usaha energi baru terbarukan (EBT) yang lebih kondusif. Jenkins meneruskan, melalui bantuan teknis, layanan pialang, dan menghubungkan mitra usaha (match-making), Mentari akan mendorong investasi swasta di proyek EBT baik on-grid maupun off-grid, dengan fokus timur Indonesia.

"Program ini akan membangun proyek percontohan micro-grid (jaringan skala mikro) yang terintegrasi dengan kegiatan bisnis produktif guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat," tandasnya. Mentari juga akan membangun kemitraan domestik dan internasional untuk berbagi praktik, pengetahuan, dan inovasi dalam penyediaan EBT.

Dia bercerita, Inggris sendiri berpengalaman dalam transisi energi. Di antaranya, menurunkan penggunaan batubara secara drastis dan menjalankan program kincir angin lepas pantai paling sukses di dunia. Awal bulan Juli ini, Inggris juga mengumumkan paket stimulus untuk perekonomian domestik senilai 73 triliun rupiah untuk pemulihan ekonomi ramah lingkungan.

Potensi energi terbarukan (EBT) Indonesia, salah satu yang terbesar di dunia. Ada 442 GW atau 6,5 kali kapasitas pembangkit saat ini. Indonesia baru menggunakan 2,15 persen dari kapasitas tersebut. Maka, peluangnya masih sangat besar. Indonesia sendiri pada tahun 2025 menargetkan EBT mencapai 23 persen dari total energi yang dihasilkan.

Program Mentari secara resmi diluncurkan 30 Juli secara virtual. Acara dibuka Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ego Syahrial. Bertindak selaku panelis adalah Owen Jenkins, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, FX Sutijastoto, serta Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform, Fabby Tumiwa. Wid/G-1

Baca Juga: