LONDON - Setelah berseteru dengan Amerika Serikat (AS), Tiongkok kini mulai membuka ketegangan dengan Inggris, setelah kedua negara menjalin hubungan yang baik selama satu dekade. Terbaru, Inggris melaporkan rencananya menghapus teknologi Huawei dari jaringan seluler negara itu mulai tahun ini.

Rencana itu menimbulkan pertanyaan tentang prospek bisnis perusahaan raksasa telekomunikasi dari Tiongkok itu di Eropa, khususnya dengan Jerman yang rencananya setelah liburan musim panas ini akan mengumumkan peluncuran jaringan 5G.

Dengan reputasi sebagai pemasok peralatan berkualitas tinggi dengan biaya murah, telah menempatkan Huawei sebagai pemimpin teknologi jaringan 5G baru. Namun, perusahaan itu tengah menghadapi serangkaian pembatasan perdagangan oleh Amerika Serikat (AS) yang oleh para pengamat Eropa dinilai akan mengganggu kemampuan perusahaan menyediakan komponen yang tepercaya.

London yang telah membangun hubungan bisnis hangat dengan Tiongkok selama satu dekade, kini menunjukkan sikap curiga dan skeptis, yang memuncak dengan pertikaian diplomatik atas penerapan Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong oleh Beijing pada bekas wilayah koloni Inggris itu.

Meskipun Perdana Menteri Boris Johnson telah berusaha untuk meyakinkan pemerintah Tiongkok tentang niat berkelanjutan Inggris dalam menjalin hubungan dekat dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu, parlemen yang dikendalikan oleh Partai Konservatif mengancam akan menggagalkan rencana pemerintah untuk menggunakan teknologi Huawei dalam jaringan 5G Inggris.

Media Inggris pada akhir pekan melaporkan, Pusat Keamanan Siber Nasional di Markas Besar Komunikasi Pemerintah yang merupakan badan intelijen utama Inggris, telah memutuskan bahwa sanksi Amerika Serikat (AS) yang melarang penggunaan teknologi Huawei berdampak parah pada perusahaan itu, karena dianggap sebagai peralatan yang "tidak dipercaya".

Laporan tersebut diharapkan akan diserahkan kepada Johnson minggu ini, dan para menteri di Dewan Keamanan Nasional, yang dipimpin oleh perdana menteri itu akan diminta untuk menyetujui perubahan kebijakan dalam dua minggu ke depan untuk melarang pembelian peralatan Huawei baru pada akhir tahun ini.

Sementara itu, Wakil Presiden Huawei, Victor Zhang, mengatakan perusahaannya tetap terbuka untuk berdialog dengan Inggris agar bisa mempertahankan penggunaan keunggulan teknologi 5G milik Huawei.

"Kami percaya masih terlalu dini untuk menentukan dampak dari pembatasan yang diusulkan, yang bukan tentang keamanan, tetapi tentang posisi pasar," tambah Zhang. n SB/SCMP/E-9

Baca Juga: