JAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat menyatakan semakin banyak pembangunan menghambat proses pencegahan banjir di Jakarta. Seperti revitalisasi trotoar, shelter TransJakarta, dan pembangunan MRT Tahap 2.

Demikian disampaikan, Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma ditemui di Kantornya di Jakarta, Senin (13/9).

"Saat ini memang di Jakarta Pusat marak pembangunan. Hal tersebut berdampak pada penanganan di musim penghujan," katanya.

Dhany mengatakan di wilayahnya banyak pembangunan mulai dari revitalisasi sungai, saluran, trotoar - trotoar. Kemudian revitalisasi shelter Transjakarta dan pembangunan MRT tahap dua.

"Kita juga lakukan bentuk antisipasinya seperti melakukan rekayasa pengelolaan air. Tujuannya agar seluruh aliran tidak ada hambatan dan sumbatan," tuturnya.

Dikatakan Dhany, pihaknya mengoptimalkan pompa - pompa air, pintu - pintu air agar berfungsi dengan baik. Perlu diketahui bahwa peran pompa air itu sangat penting dalam menangani genangan."Saya harap pompa air dan pintu air harus berfungsi dengan baik," tuturnya.

Dikatakan Dhany, petugas yang berada di lapangan disiapkan dalam melakukan pemeliharaan. Ditargetkan minimal 6 jam harus bisa ditangani permasalahan genangan di Jakarta Pusat.

"Penanganan ini kita harus turun bersama. Minimal targetnya 6 jam harus bisa ditangani," jelasnya.

Kendati begitu, Dhany menjelaskan pihaknya membuka posko banjir yang terdapat di kelurahan itu dilakukan untuk melakukan pemantauan.

"Fungsi pusat koordinasi di wilayah terutama basisnya adalah kelurahan. Belum lagi pada saat pelaksanaan tadi sudah ada dari jajaran sosial untuk menyiapkan tenda-tenda pengungsi,"

"Tenda-tenda dapur umum, kalau seandainya mitigasi resiko bencana itu Ketika terjadi tadi, curah hujan berada diatas 120 ml berdetik ROP naik di hulunya naik otomatis itu akan berpotensi terjadinya banjir, genangan," tandasnya.

Baca Juga: