JAKARTA - Tim ekonomi Bank Mandiri memperkirakan inflasi pada 2022 akan meningkat hingga 6,27 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Perkiraan itu sudah memperhitungkan dampak langsung dan tidak langsung dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Head of Macroeconomic & Financial Market Research, Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina, dalam acara media gathering and macroeconomic outlook yang berlangsung secara daring di Jakarta, Selasa (4/10), mengatakan inflasi ke depan masih cenderung tinggi.

"Inflasi baru akan termoderasi atau melandai menuju 4 persen pada sekitar tahun 2024 setelah berbagai respons kebijakan yang diambil pemerintah dan Bank Indonesia (BI) pada 2023," kata Dian.

Berdasarkan perhitungan Tim Ekonomi Bank Mandiri, kenaikan harga BBM jenis pertalite memberi dampak terhadap inflasi sebesar 1,24 persen (yoy), solar 0,17 persen (yoy), dan pertamax 0,11 persen (yoy). Dengan demikian, totalnya adalah 1,67 persen (yoy) ditambah perhitungan kemungkinan kesalahan statistik sebesar 0,15 persen.

Angka tambahan dampak inflasi akibat kenaikan harga BBM menyebabkan perkiraan inflasi Bank Mandiri di tahun ini menjadi 6,27 persen (yoy) dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 4,6 persen (yoy).

Proyeksi juga menunjukkan kenaikan harga BBM justru menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 sebesar 0,33 persen (yoy). Dian pun menuturkan inflasi Indonesia per September 2022 sudah berada di level 5,95 persen (yoy) akibat penyesuaian harga BBM.

"Namun, ini patut kita apresiasi karena angka 5,95 persen (yoy) merupakan di bawah konsensus, artinya upaya-upaya pemerintah meminimalisir dampak dari penyesuaian harga BBM sudah terlihat," kata Dian.

Tidak Agresif

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, dalam kesempatan yang sama mengatakan invasi Russia ke Ukraina berdampak besar terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia.

Dari hasil stress test Bank Mandiri menunjukkan kondisi perekonomian akan lebih baik bila invasi tidak terjadi. Kalau Februari 2022 lalu, Russia tidak menyerang Ukraina, maka kondisi ekspektasi inflasi dan ekonomi global akan relatif baik-baik saja. "Ekspektasi inflasi 2022 tidak setinggi saat ini, respons kebijakan ketat bank sentral dunia tak akan seagresif ini, ekonomi global relatif baik-baik saja," jelas Andry.

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan, mengatakan berdasarkan hasil riset tim ekonomi Bank Mandiri, indikator awal (leading indicators) ekonomi domestik di sepanjang kuartal III, seperti Retail Sales Index, Purchasing Manager Index serta Mandiri Spending Index (MSI) masih menunjukkan kinerja ekonomi yang positif.

"Memasuki kuartal III-2022 tantangan pun semakin besar, antara lain gejolak ekonomi dan geo-politik dunia yang berdampak pada ekspektasi stagflasi kepada negara-negara maju," kata Panji.

Baca Juga: