Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde pada hari Senin (26/9) mengatakan Eropa tengah menghadapi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari perkiraan karena inflasi terus meningkat.

Berbicara di depan Komite Urusan Ekonomi dan Moneter Parlemen Eropa, Lagarde menjelaskan ECB telah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dalam upaya untuk mengendalikan harga yang melonjak.

"Inflasi tetap terlalu tinggi dan kemungkinan akan tetap di atas target kami untuk waktu yang lama," ujarnya.

Merujuk pada sanksi Barat terhadap minyak dan gas Rusia, mantan bos IMF itu memperingatkan ancaman konsekuensi ekonomi untuk kawasan euro dari "perang agresi Rusia yang tidak dapat dibenarkan terhadap Ukraina" telah meningkat sejak Juni.

Mengutip Russia Today, sementara ekonomi zona euro tumbuh 0,8 persen pada kuartal kedua, Lagarde mengatakan ECB memperkirakan aktivitas ekonomi akan melambat secara substansial selama sisa tahun 2022, menjadi total 3,1 persen sepanjang tahun dan hanya 0,9 persen selama tahun 2023. Sementara pada 2024, Lagarde memperkirakan pertumbuhan ekonomi di zona euro hanya akan sedikit meningkat ke angka 1,9 persen.

Lagarde menjelaskan inflasi diperkuat oleh gangguan pasokan gas, ditambah "ketidakpastian" dan "jatuhnya kepercayaan rumah tangga dan bisnis" juga berkontribusi terhadap prediksi pertumbuhan ekonomi Eropa yang suram.

Pada Agustus, inflasi mencapai 9,1 persen yang didorong oleh harga energi dan pangan. ECB telah menaikkan proyeksi inflasinya, menetapkan 8,1 persen untuk 2022, 5,5 persen untuk 2023, dan 2,3 persen untuk 2024.

Kenaikan suku bunga 75 poin bank sentral baru-baru ini awal bulan ini hanya kenaikan kedua dalam 11 tahun, setelah menambahkan 50 basis poin pada bulan Juli. Lagarde mengatakan kenaikan itu akan "mengurangi permintaan" tetapi akan mampu memastikan ekspektasi inflasi tetap berlabuh dengan baik.

Atas dasar itu, Lagarde mendesak pemerintah, bagaimanapun, untuk memastikan dukungan fiskal bagi rumah tangga yang paling rentan dan ditargetkan agar tidak memperburuk tekanan inflasi.

Baca Juga: