CPI inti Jepang mencatat kenaikan 3,1 persen pada 2023, menandai pertumbuhan paling cepat dalam empat dekade terakhir.

TOKYO - Dalam sebuah laporan data pemerintah Jepang menunjukkan, Minggu (21/1), harga konsumen inti Jepang pada 2023 naik 3,1 persen dibanding tahun sebelumnya, menandai pertumbuhan paling cepat dalam 41 tahun terakhir.

Indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) inti untuk tahun ini, tidak termasuk harga makanan segar karena volatilitasnya, berada di angka 105,2 terhadap basis tahun 2020 sebesar 100, dengan laju kenaikan yang meningkat dari 2,3 persen pada 2022, menurut Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang.

Seperti dikutip dari Antara, kenaikan dalam basis tahunan tersebut masih berada di atas target inflasi Bank of Japan (BOJ) sebesar 2 persen selama dua tahun berturut-turut, menandai level tertinggi sejak 1983.

Peningkatan tahunan CPI inti Jepang terjadi meskipun pemerintah memberikan subsidi untuk menurunkan tagihan utilitas rumah tangga. Hal ini menunjukkan biaya impor meningkat karena penurunan tajam mata uang yen, akibat produk sampingan dari pelonggaran moneter Bank Sentral Jepang (BOJ).

Para ekonom terus mencermati perkembangan di sektor jasa untuk mengukur keberlanjutan inflasi. Biaya akomodasi melonjak 59 persen pada bulan Desember 2023 di tengah kebangkitan pariwisata setelah pencabutan pembatasan Covid-19.

"Hal ini tidak akan menjadi hambatan bagi BOJ dalam menghapus suku bunga negatif," kata Ryosuke Katagi, ekonom pasar di Mizuho Securities Co.

Biaya Hidup

Kementerian Dalam Negeri Jepang mengatakan laju kenaikan inflasi tercepat dalam 41 tahun ini karena krisis biaya hidup yang semakin besar tanpa pertumbuhan upah yang kuat, meskipun inflasi melambat pada bulan Desember 2023.

Peningkatan ini terjadi walaupun adanya subsidi dari pemerintah Jepang untuk mengurangi tagihan listrik rumah tangga, menyoroti biaya impor yang meningkat karena penurunan tajam nilai tukar yen, sebagai dampak kebijakan pelonggaran moneter BOJ, demikian dilaporkan oleh kantor berita nasional Kyodo.

Tarif listrik turun 13 persen, berkat program subsidi pemerintah. Namun harga produk dan layanan lain, seperti deterjen, biaya komunikasi telepon seluler, dan biaya penginapan, naik sehingga mendorong kenaikan CPI.

Harga makanan mengalami kenaikan paling tajam dalam 48 tahun terakhir, yaitu naik 8,2 persen pada 2023.

Pada Desember saja, CPI inti Jepang mengalami kenaikan 2,3 persen dari bulan sebelumnya, melambat dari 2,5 persen pada November, namun masih berada di atas target inflasi 2 persen dari BOJ selama 21 bulan berturut-turut.

CPI inti, yang tidak mencakup harga energi dan makanan, naik 3,7 persen, menggarisbawahi tekanan inflasi yang terus berlanjut. Dalam rincian sejumlah item yang mendorong kenaikan CPI inti bulan lalu, biaya makanan mengalami kenaikan 6,2 persen, sementara biaya akomodasi melonjak 59 persen seiring dengan pemulihan industri pariwisata.

Sementara itu, harga energi turun 11,6 persen berkat subsidi yang diberikan pemerintah Jepang guna mengurangi biaya bahan bakar.

Baca Juga: