Lonjakan harga cabai rawit di beberapa daerah diperkirakan turut andil dalam menggerakkan inflasi pada awal tahun ini.

JAKARTA - Laju inflasi secara bulanan diperkirakan sedikit melambat pada awal tahun ini. Meski demikian, pemerintah perlu mewaspadai lonjakan harga sejumlah komoditas, terutama cabai yang dapat memacu kembali inflasi di sisa waktu bulan ini.

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada pekan kedua Januari 2023, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi pada bulan ini mencapai 0,41 persen dibanding bulan sebelumnya atau month-to-month (mtm).

Sebagai perbandingan inflasi pada Desember 2022 tercatat sebesar 0,66 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 0,09 persen (mtm). Kelompok volatile food, termasuk cabai mengalami inflasi sebesar 2,24 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi 0,22 persen (mtm), sejalan dengan pola musiman akhir tahun.

"Komoditas utama penyumbang inflasi Januari 2023 sampai dengan pekan kedua yaitu cabai rawit dengan andil sebesar 0,07 persen (mtm)," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi di Jakarta, jelang akhir pekan lalu.

Kemudian, disusul cabai merah 0,06 persen (mtm), bawang merah 0,05 persen (mtm), beras 0,04 persen (mtm), rokok kretek dengan filter 0,03 persen (mtm), emas perhiasan 0,02 persen (mtm), serta bawang putih, kangkung, tahu mentah, daging ayam ras, bayam, nasi dengan lauk, rokok kretek dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Sementara itu, terdapat sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini, yaitu bensin sebesar 0,06 persen (mtm), telur ayam ras dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm), serta tomat 0,01 persen (mtm).

Erwin menambahkan BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Pantau Harga

Untuk mengendalikan inflasi, peran daerah sangat diperlukan. Karenanya, pemerintah daerah diharapkan terus memantau perkembangan inflasi dan melakukan berbagai upaya untuk mengurangi tekanan inflasi.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta semua pemangku kepentingan termasuk di pemerintah kabupaten/kota agar lebih disiplin dalam memantau harga kebutuhan pokok di pasaran untuk menekan laju inflasi di provinsi setempat. Menurut dia, setiap pemerintah kabupaten/kota yang mendeteksi adanya beberapa komoditas pangan, khususnya volatile food (kenaikan harga untuk menjaga stabilitas komoditas harga pangan) yang berpotensi mengganggu atau menyebabkan inflasi agar segera mencarikan alternatif.

Alternatif tersebut dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan daerah terdekat dengan Provinsi Jawa Tengah misalnya dengan Jawa Timur dan Jawa Barat. "Kerja sama itu menjadi salah satu alternatif untuk bersama-sama menekan laju inflasi," ujar Ganjar Jumat pekan lalu.

Hal senada juga dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Pemprov Kalteng terus memantau harga dan stok berbagai komoditas barang kebutuhan pokok di tengah fluktuasi harga di pasaran untuk menekan laju inflasi.

"Fluktuasi harga berbagai komoditas di berbagai daerah ini sesuai instruksi Gubernur Sugianto Sabran hendaknya terus diperhatikan oleh masing-masing kabupaten dan kota untuk mencegah lonjakan harga," jelas kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng Riza Rahmadi di Palangka Raya, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: