Harga sejumlah komoditas pangan, seperti telur ayam, ayam, tomat, sayur, bawang merah, bahan makanan lain naik karena faktor musiman pada awal tahun.

(BI) memperingatkan harga sejumlah komoditas pangan naik akibat faktor cauaca sehingga menggerakkan inflasi pada bulan ini. Namun, bank sentral optimistis inflasi bulan ini sesuai dengan perkiraan awal.

Gubernur BI, Perry Warjiyo meyakini laju inflasi sepanjang Januari 2019 masih terjaga pada 0,48 persen secara bulanan atau month to month (mtm) meskipun terjadi kenaikan harga beberapa komoditas pangan. "Ada beberapa kenaikan harga seperti telur ayam, ayam, tomat, sayur, bawang merah, bahan makanan lain karena faktor musiman pada awal tahun," kata Perry di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Faktor musiman yang menaikkan harga komoditas pangan tersebut adalah kondisi cuaca yang sudah memasuki puncak musim hujan pada Januari 2019 dan turut mempengaruhi suplai barang. Namun, menurut Gubernur BI, tekanan terhadap harga pangan yang kerap bergejolak atau volatile foods itu tidak begitu besar dan sudah dikendalikan berkat kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah.

Perkiraan inflasi dari Bank Sentral itu berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) hingga pekan keempat di Januari 2019. Jika merujuk data SPH hingga pekan ketiga Januari 2018, inflasi bulanan sebesar 0,5 persen atau terjadi penurunan ketika memasuki pekan keempat. "Inflasi inti terkendali, terima kasih pemerintah pusat dan daerah yang ikut mengendalikan harga," tukasnya.

Jika data dari SPH Bank Sentral tepat, pada Januari 2019, inflasi tahunan akan berada pada 2,98 persen dibandingkan periode sama tahun lau atau year on year (yoy). Karena perkembangan inflasi tahunan tersebut, BI masih meyakini inflasi pada akhir 2019 akan berada di rentang bawah sasaran inflasi 3,5 persen plus minus satu persen. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pergerakkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 1 Februari 2019 atau Jumat pekan depan.

Tren Rendah

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada 2018 sebesar 3,13 persen, lebih rendah dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 3,61 persen. Dengan capaian itu, tren tingkat inflasi sejak 2015 relatif rendah di mana laju inflasi dapat ditekan di bawah 3,5 persen. "Empat tahun belakangan, inflasi di bawah 3,5 persen.

Kalau saya lihat memang karena kinerjanya bagus, pemerintah betul-betul berupaya. Karena jika inflasi tinggi, berapapun kenaikan pendapatan menjadi percuma karena akan menurunkan daya beli," ujar Kepala BPS Suhariyanto.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis inflasi tahun ini akan lebih rendah dibandingkan pada 2018. Sebab, selama beberapa tahun terakhir, inflasi dapat terkendali. "Inflasi kita sudah tidak mengkhawatirkan lagi. Walau di sana-sini ada kenaikan harga komoditas tertentu," ujar Darmin, beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan, pada awal 2018, tingkat inflasi dipengaruhi lonjakan harga beras, sedangkan pada awal tahun ini, kenaikan tarif angkutan dan harga telur ayam bakal menggerakkan inflasi.

mad/Ant/E-10

Baca Juga: