WASHINGTON - Orang-orang yang mengidap Covid-19 lebih dari satu kali berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan lebih besar dibandingkan dengan orang yang terjangkit Covid sebanyak satu kali, demikian ungkap penelitian pertama terbesar mengenai masalah tersebut yang dirilis pada Kamis (10/11).

Dikutip dari Voice of America, kasus infeksi berulang telah muncul di tengah pandemi yang terus berlangsung dan virus yang terus bermutasi ke dalam varian baru. Namun, efek jangka panjang akibat reinfeksi belum menemui titik terang.

Sejumlah peneliti Amerika Serikat (AS) mengatakan, penelitian terbaru mereka yang diterbitkan di Nature Medicine Journal merupakan yang pertama dalam upaya untuk meninjau bagaimana reinfeksi dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan dari kasus yang akut dan juga Long Covid.

Para peneliti melakukan analisis terhadap data medis dari 5,8 juta orang yang tercatat dalam database Departemen Urusan Veteran AS.

Lebih dari 443.000 orang telah terjangkit Covid setidaknya satu kali antara 1 Maret 2020 dan April tahun ini. Hampir sebanyak 41.000 orang dari kelompok tersebut terjangkit Covid-19 lebih dari satu kali.

Lebih dari 93 persen di antaranya mengidap Covid sebanyak dua kali, sementara enam persen lainnya terinfeksi oleh virus tersebut sebanyak tiga kali. Sekitar satu persen dari kelompok tersebut mengidap Covid sebanyak empat kali.

"Ketika membandingkan status kesehatan dari berbagai kelompok, ditemukan bahwa orang yang terinfeksi ulang berisiko lebih besar menderita berbagai masalah kesehatan yang mengkhawatirkan," kata Ziyad Al-Aly, ahli epidemiologi di Washington University di St Louis sekaliguseneliti senior dalam studi tersebut.

Temuan lainnya menunjukkan orang yang mengalami reinfeksi Covid memiliki kemungkinan dua kali lebih besar akan meninggal prematur, dan tiga kali kemungkinan lebih besar menjalani perawatan di rumah sakit jika terkena penyakit dibandingkan mereka yang tidak terkena infeksi ulang.

Orang yang mengalami reinfeksi juga memiliki risiko mengidap masalah jantung dan paru-paru tiga kali lebih besar dibandingkan yang tidak mengalami reinfeksi.

"Infeksi ulang juga menyebabkan masalah pada otak, ginjal, dan diabetes," ungkap studi itu.

Baca Juga: