Penyerapan bahan baku pakan lokal seperti jagung oleh industri pakan dapat membantu menggerakkan perekonomian pedesaan.

JAKARTA - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mendorong para pelaku usaha dan industri pakan menyerap jagung dan produk lokal seperti dedak yang diproduksi petani. Hal ini diungkapkannya saat meresmikan perusahaan pakan swasta yang berinvestasi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

"Saya berharap dengan adanya pabrik pakan di sini akan memberikan nilai manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar, terutama penyerapan bahan baku pakan lokal seperti jagung, dedak dan sebagainya yang akan mendorong pengembangan ekonomi pedesaan," ujar Mentan melalui keterangannya, Rabu (2/11).

Berdasarkan hasil survei BPS mengenai struktur ongkos usaha peternakan, komponen pakan berkontribusi 56,95 persen terhadap total biaya pada budi daya ayam ras pedaging di tingkat peternakan rakyat. Sedangkan untuk budi daya ayam ras petelur, kontribusi pakan mencapai 70,97 persen.

"Karena itu pabrik pakan dapat menyerap bahan baku pakan dari petani setempat, dan harga pakan untuk peternak lebih dapat terjangkau. Di sisi lain saya berharap pabrik pakan memberikan pengaruh ke harga pangan asal ternak yang lebih kompetitif di tingkat konsumen. Yang pasti kita harapkan nantinya ada kerja sama yang saling menguntungkan, antara petani, dan peternak, serta masyarakat sekitar," jelasnya.

Mentan mengatakan pertanian dan peternakan adalah sektor yang memberi solusi konkret bagi tumbuh kembangnya sebuah ekonomi. Kontribusi keduanya bahkan terbukti menjadi kunci utama bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis dunia.

"Inilah saatnya Indonesia bangkit menjadi negara yang lebih kuat dan ini tergantung kita semua. Kita mau tidak berkeringat, kerja benar dan jangan sampai kita korupsi. Hari ini kementan melalukan support sepenuhnya karena pertanian itu untuk rakyat, bangsa, dan negara," katanya.

Sejauh ini, kata dia, Indonesia di bawah pimpinan Presiden Jokowi mampu menguatkan ekonomi dari ancaman pandemi dan krisis lainya. Indonesia bahkan menjadi negara terkuat pada sistem ketahanan pangan setelah FAO dan IRRI memberi penghargaan swasembada beras selama tiga tahun berturut-turut.

"Dalam menghadapi global warming, dampak Covid-19 dua tahun setengah, di mana ekonomi sedang tergoncang, pangan bersoal di seluruh negara, Indonesia adalah salah satu negara yang sangat survive menghadapi tantangan itu. Bahkan, FAO dan IRRI memberikan penghargaan kepada Bapak Presiden terhadap bagaimana pertanian Indonesia menjadi kekuatan bangsa sekarang ini," jelasnya.

Harga Wajar

Dalam kesempatan terpisah, ekonom Indef, Esther Sri Astuti, meminta industri menyerap jagung dengan harga wajar sehingga bisa membantu petani selaku produsen pangan.

"Setidaknya cara itu memberi rangsangan ke petani untuk terus berproduksi sehingga kita tidak defisit jagung," ucap Esther pada Koran Jakarta, Rabu (2/11).

Baca Juga: