JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong industri pengguna jagung diperluas. Pengguna jagung diharapkan tak hanya terbatas pada pakan ternak, melainkan juga untuk industri makanan dan minuman (mamin) rendah aflatoksin.

Saat ini, lembaga penanggung jawab sektor pertanian itu telah menggandeng sejumlah daerah untuk mewujudkan program tersebut. Upaya ini sebagai langkah Kementan untuk memperluas pemanfaatan jagung. Selama ini pengguna terbesar memang berasal dari pakan ternak.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Gatut Sumbogodjati mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan daerah di Lampung Selatan, NTB (Nusa Tenggara Barat) dan Gunung Kidul. "Sudah kita bina ke arah memasok industri makanan dengan Jagung Rendah Aflatoksin. Sistem hilirsasi kita bina juga," ujar Gatut di Jakarta, Rabu (28/4).

Gatut menyebut, pada 2021, harga jagung memang agak merangkak naik, namun demikian bisa dibuktikan produksi melimpah, sehinga bulan berikutnya bisa mulai stabil kembali.

"Kenaikan harga jagung ini juga ditengarai karena kenaikan harga internasional, selain itu ada fenomena tambahan kebutuhan jagung bukan hanya untuk pakan tetapi juga pangan,"ucap dia.

Baca Juga: