JAKARTA - Pesohor yang selama ini tampil sebagai presenter televisi, Indra Herlambang, memberikan tips dan strategi bagaimana menembus perguruan tinggi negeri ternama. Diberikan juga tips bagaimana menjalankan studi dan kemudian hobi atau passion yang bisa mendukung karir sesudah selesaikuliah.

"Tiga hal harus diperhatikan passion, plan, dan parent. Semua itu akan memudahkan kita dalam menempuh studi di perguruan tinggi," ujar Indra Herlambang ketika berbagi pengalaman dalam acara puncak Edufair Part 1 Big Hopes Big Stories-Alumni Talks(HARAPAN) yang digelar SMAN 8 Jakarta secara daring, Jumat (30/7).

Menurut siaran pers yang diterima Koran Jakarta, Jumat (30/7), dalam acara yang diikuti sekitar 300 siswa dan orang tua ini, Indra yang juga alumni SMAN 8 Jakarta menjelaskan bagaimana passion atau kesukaan atas bidang studi tertentu, lalu merencanakan setelah lulus mau ke mana atau ingin bekerja sebagai apa. Setelah itu, perlu juga mendiskusikan dengan orang tua.

"Seringkali dalam pemilihan bidang studi, keinginan kita dan orang tua berbeda. Orang tua punya alasan dan kita juga punya keinginan. Makanya harus ada kompromi. Agar tidak stress, kita harus meyakinkan orang tua atas pilihan program studi dan universitas yang akan dipilih," ujarnya.

Kepada adik-adik yang masih duduk di klas XII, Indra yang kemudian menyelesaikan studi di Fakultas Seni Rupa dan DesainITB dan lulus cum laude ini menyarankan agar cepat beradaptasi menghadapi situasi yang kerap tak menentu seperti saat ini.

"Bila kita mampu cepat beradaptasi, baik studi, kerjaan, karir dan sebagainya akan mudah teratasi apabila ada kendala," kata Indra yang kini juga tengah mengembangkan sekolah puclic speaking.

Selain Indra, alumni yang berbicara di forum ini adalah Eko Susetyono Senior Executive Vice President Pegadaian. Dia mengungkapkan bagaimana pengalaman saat memilih program studi dan bekerja di berbagai bidang hingga akhirnya berlabuh di BUMN Pegadaian.

Selanjutnya ada CEO Schoters, Radyum Ikono, alumni yang memberikan konsultasi tentang bagaimana menulis esai yang bagus untuk menembus peguruan tingipilihan di luar negeri.

Pegang Amanah

Alumni SMAN 8 tahun 1984, Eko Susetyono yang kemudian menyeleaikan S1-nya di IPB menceritakan kenakalan-kenakalan khas anak SMA 8. Misalnya sering terlambat mengikuti upacara bendera setiap Senin.

"Saya ketika itu sering lompat pagar, bukan lompat pagar untuk bolos, tapi untuk mengikuti upacara bendera karena sering telat. Ujungnya saya dihukum, hehehe," ujarnya.

Soal studi dan karir, Eko mengaku menjalani dengan senang hati,meski banyak lompatan-lomptan yang dilalui. Artinya tidak fokus hanya pada stau bidang saja. Tak ayal, dia pernah mendalami manajemen risiko, bekerja di bank, dan akhirnya masuk BUMN.

Kepada adik-adik yang akan masuk perguruan tinggi, Eko yang menyelesaikan gelar MBA di Washington DC, AS ini menyarankan agar semu amanah dalam menjalankan kehidupan baik studi maupun bekerja. Jika tidak amanah, maka hidup tidak akan berarti.

"Kita juga harus punya komitmen yang tinggi, jangan egois, perbanyak teman dan jaringan, terakhir harmoni dalam kehidupan," paparnya.

Kepala Sekolah SMAN 8 Jakarta, Rita Hastuti mengatakan tujuan sudah diniatkan, harapan sudah dibentangkan. Pengalanan paraalumni sudah diceritakan. Begitu juga teknik dan strategi tuntas sudah disampaikan. Inspirasi sudah didapatkan. Dukungan orang tua pun sudah direntangkan. Ekosistem sekolah sangat menguntungkan.

"Jadi apalagi? Rajawali emas 2022 berlarilah mendaki prestasi di bukit duri. Legacy angkatan tahun ini musti dilanjutkan. Jika tahun ini 99,45 % diterima di PTN top Indonesia, PTLN top dunia, PTS favorit. Tahun depan musti menjadi 100 %. Manfaatkan semua kesempatan yang ada. Raih cita, gapai asa," pinta Rita.

Baca Juga: