JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, menegaskan melalui Pacific Exposition diharapkan Indonesia bisa memperkuat diplomasi ekonomi. Hal ini penting dilakukan terutama dalam upaya untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

"Berangkat dari pandemi dan dampak yang dirasakan oleh kita semua, termasuk negara-negara Pasifik, maka perlu dilakukan adaptasi fokus kerja sama Indonesia dan Pasifik ke depan," kata Menlu Retno dalam seminar daring dengan tema Sukses Indonesia di Pacific Exposition 2021, pada Jumat (22/10).

Indonesia, tambah Retno, terus melanjutkan kerja sama dengan wilayah Pasifik dengan beberapa prioritas yaitu penguatan infrastruktur ketahanan kesehatan, pariwisata pascapandemi, ekonomi digital, pembangunan ekonomi hijau dan berkelanjutan, serta maritim dengan fokus pada sektor perikanan dan kelautan.

Ajang Promosi

Selain itu, tambah Menlu Retno, kegiatan tersebut dapat menjadi ajang untuk mempromosikan produk lokal Indonesia di pasar Pasifik dan memperkenalkan sejumlah provinsi di kawasan timur Indonesia yang secara kultural dekat dengan negara-negara Pasifik.

Pada gelaran pertama Pacific Exposition 2019, Indonesia membukukan total transaksi sebesar 70,3 juta dollar AS atau setara dengan satu triliun rupiah.

Tahun ini, tambah Menlu Retno, Indonesia menargetkan peningkatan nilai transaksi hingga dua triliun rupiah dengan pertimbangan lebih banyak peserta dapat mengikuti kegiatan tersebut secara virtual, dibandingkan penyelenggaraan tahun 2019 yang berlangsung secara fisik.

Tercatat, 200 gerai dari 312 perusahaan telah mengonfirmasi keikutsertaannya di Pacific Exposition 2021. Indonesia melibatkan enam provinsi di bagian timur dalam Pacific Exposition 2021, yaitu Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara.

Baca Juga: