Indonesia gagal menjadi juara setelah kalah dari Korsel di babak final. Meski gagal menjadi juara, tetapi Gregoria Mariska Tunjung berhasil melampaui target.

JAKARTA - Tim bulu tangkis Indonesia harus puas menjadi runner up Kejuaraan Bulutangkis Junior Asia 2017. Pada pertandingan final yang berlangsung di Jaya Raya Sports Hall Training Center, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (25/7), Indonesia kalah dengan skor 2-3 dari tim Korea Selatan (Korsel).

Setelah kedudukan imbang 2-2, ganda putri yang menjadi partai penentuan gagal mempersembahkan kemenangan bagi Indonesia. Pasangan Agatha Imanuela-Siti Fadila Ramadhanti kalah dari Min Ji Kim-Yu Rim Lee dua gim langsung 19-21, 13-21.

Tim junior Indonesia sempat unggul 2-1. Indonesia berhasil mengamankan poin pertama lewat pasangan ganda campuran Rinov Rivaldy-Siti Fadia Silva Ramadhanti. Mereka menang rubber game atas Sung Seung Na/Ah Yeong Seong, 21-19, 18-21, dan 23-21. "Rasanya pasti tegang. Tapi dijalanin saja, nekatnya saja di lapangan. Soalnya kan main di negara sendiri, sebagai tuan rumah. Kami main nothing to loose saja, yang dukung kami di sini juga banyak," ujar Rinov.

"Game kedua saya melakukan kesalahan teknis dan non-teknis juga sedikit. Saya mengendorkan tempo. Jadi Koreanya juga bangkit lagi. Kami sadar posisi sempat tertinggal dari Korea. Tapi kami jalanin saja di lapangan. Selama pertandingan belum selesai, masih ada kesempatan untuk menang," sambungnya.

"Tadi yang penting yakin sama partner aja, main nothing to loose dan nekat. Lawan juga akhirnya mati-mati sendiri," ujar Fadia mengomentari pertandingannya tersebut.

Korsel menyamakan kedudukan setelah Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay harus mengakui keunggulan Seung Hoon Woo. Pada pertandingan tunggal putra itu, Leonardo kalah setelah bermain tiga game dengan skor 24-22, 10-21, dan 8-21.

Adnan Maulana/Muhammad Shohibul Fikri sempat membangkitkan harapan dengan menyumbangkan poin kedua untuk Indonesia. Mereka mengalahkan Kang Min Hyuk/Kim Moon Jun, 18-21, 21-19, dan 21-16.

"Game pertama kami kurang enjoy, sempat tegang, grogi, dan belum in di lapangan. Masih beradaptasi. Suasananya soalnya terasa beda. Karena ini kan babak final. Skor juga tadi satu sama dengan lawan. Suporter juga sempat bikin saya grogi, takut mengecewakan mereka kalau kalah. Tapi kami coba buat fokus lagi," ujar Fikri laga. "Biar nggak tegang jadi tadi di lapangan kami saling support saja, biar kembali enjoy di game kedua," sambung Adnan.

Kedudukan imbang kembali terjadi setelah Gregoria Mariska Tunjung yang turun di partai keempat harus menelan kekalahan dari Se Young An, 19-21, 21-7 dan 20-22. "Mungkin karena capek, karena dari kemarin main terus. Tapi ya Korea juga capek, semua capek. Gregoria harusnya bisa. Di game pertama dia mainnya kurang masuk. Dia terbawa permainan Korea, defend-nya jadi nggak enak. Ketinggalannya akhirnya terlalu jauh. Sebenarnya sudah menyusul jadi 19, coba kalau tidak terlalu jauh, dia harusnya bisa menang straight game," ujar pelatih tunggal putri Minarti Timur usai pertandingan.

Minarti menambahkan, rasa grogi dan tegang kemungkinan juga menjadi penghambat Gregoria di game pertama. Sehingga menyebabkan Gregoria tak bisa mengeluarkan permainan terbaiknya. "Saya rasa ada groginya sedikit. Fokusnya jadi nggak bisa ke pola main dia. Bolanya datar-datar semua, mau naik-naikin nggak masuk terus. Game kedua dia baru bisa keluar," sambungnya.

Lampaui Target

Meski hanya berhasil menjadi runner up, tim junior Indonesia yang menang 3-1 atas Malaysia di babak semifinal berhasil melampaui target. PB PBSI hanya mematok babak semifinal sebagai capaian maksimal. Indonesia juga berhasil mencetak sejarah karena untuk pertama kalinya bisa masuk ke babak final.

Sejak tahun 2006 format pertandingan beregu Kejuaraan Asia Junior menggunakan format Piala Sudirman. Indonesia tercatat belum pernah menembus babak final di pertandingan beregu campuran ini. Namun, pada pertandingan beregu Kejuaraan Junior Asia yang berlangsung sejak tahun 1997 hingga 2005, dengan format Piala Thomas dan Uber, tim putra Indonesia pernah menjadi juara pada tahun 1999 dan 2002. Ben/S-2

Baca Juga: