Di Indonesia saat ini, penerapan gaya hidup nol limbah masih sangat sedikit, tetapi sudah cukup berkembang menyebar luas. Beberapa masyarakat serta pihak yang sadar akan situasi globalisasi yang terjadi di planet ini mulai mengupayakan internalisasi transformasi budaya terkait penerapan gaya hidup yang lebih baik.
Beberapa tempat di lingkungan sekitar, perkantoran, hingga online shop sudah mulai beralih menerapkan gaya hidup minim sampah dengan mengganti benda yang tidak mudah di daur ulang dengan produk ramah lingkungan atau eco friendly.
Diantara banyaknya limbah yang ada di Indonesia, selain limbah plastik, limbah fesyen atau limbah tekstil juga menjadi penyumbang limbah terbesar di Indonesia. Padahal, menurut Rizalia & Arumsari dalam sebuah Jurnal Internasional mengatakan bahwa, limbah tekstil merupakan sisa dari potongan kain yang sudah tidak terpakai, namun masih dapat dimanfaatkan apabila kualitas masih dalam kondisi baik.
Sebagaimana pada dasarnya sifat konsumtif manusia yang akan selalu mengikuti perkembangan fesyen tanpa menyadari bahwa fesyen juga dapat mencemari lingkungan. Kemudahan berbelanja pakaian melalui online di era saat ini juga menjadi faktor kenaikan konsumerisme, sehingga Indonesia masih menjadi negara konsumtif tingkat tinggi.
Selain memiliki masyarakat yang konsumtif, saat ini pengelolaan fesyen di Indonesia masih sangat minim. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), sampah kain berada di urutan ke-6 sampah terbanyak di Indonesia setelah karet.
Ditambah lagi, limbah tekstil mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dibuktikan dengan data kenaikan jumlah sampah kain dari tahun 2019 ke tahun 2020 yaitu sebanyak 0.06%, angka tersebut menunjukkan bahwa masih banyak pakaian yang tidak dapat didaur ulang dan menumpuk.
Untuk membantu meminimalisir sampah fesyen, disarankan masyarakat dapat dengan bijak dalam berbelanja pakaian. Jika memiliki pakaian layak yang sudah jarang atau tidak dipakai lagi, lebih baik disumbangkan kepada badan yang bisa menampung baju bekas.
Di Indonesia sendiri sudah banyak ditemui organisasi-organisasi atau badan yang melakukan kampanye tukar baju. Pakaian-pakaian bekas yang kita berikan ke badan yang bergerak dalam bidang environment / zero waste lifestyle akan disumbangkan untuk korban bencana alam, serta untuk masyarakat yang kurang mampu.
Disisi lain, tren fesyen juga tidak selalu tentang pakaian, tetapi juga tentang produk yang kita gunakan sehari-hari. Dengan kondisi yang terjadi saat ini, marilah masyarakat Indonesia, jika belum bisa berhenti maka kurangi keinginan untuk membeli produk yang memiliki isu dapat merusak lingkungan dimasa depan.
Mengganti sedotan plastik dengan stainless straw, menggunakan eco bag saat berbelanja sebagai pengganti plastik bawaan minimarket, menggunakan tumblr sebagai pengganti gelas plastik, hingga menggunakan eco pad sebagai pengganti kapas untuk membersihkan wajah merupakan langkah kecil yang bisa dilakukan untuk membantu menyelamatkan bumi di masa depan.