Mantan Menlu Korea Selatan Park Jin mendorong Indonesia dan Korsel memperkuat kerja sama dalam sejumlah bidang ekonomi dan pembangunan infrastruktur.
JAKARTA - Mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Selatan (Korsel) Park Jin mendorong Indonesia dan Korsel memperkuat kerja sama dalam sejumlah bidang ekonomi dan pembangunan infrastruktur.
"Investasi Korea Selatan ke pasar Indonesia yang terus bertumbuh, disertai dengan kekayaan sumber daya alam Indonesia, memberi peluang besar bagi kemajuan ekonomi bersama," ujar Park Jin dalam kuliah umumnya yang diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya dan CSIS Indonesia, di Jakarta, Jumat (18/10).
Ia mengatakan, volume perdagangan Indonesia-Korsel yang mencapai nilai 26 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2022 menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang terbesar Korsel di Asia Tenggara.
Selain itu, investasi asing langsung Korsel ke Indonesia mengalami kenaikan sebesar 41,6 persen dari tahun sebelumnya, dan saat ini sudah ada lebih dari 2,100 perusahaan Korsel yang aktif di RI.
Kerja sama ekonomi antara kedua negara pun semakin terpacu oleh implementasi Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea Selatan (IK-CEPA) sejak 1 Januari 2023.
Menurut Park, selain sektor ekonomi, Indonesia dan Korsel patut bekerja sama dalam pengembangan ekosistem rantai pasok regional yang tangguh, khususnya untuk menunjang kemajuan industri elektronik, otomotif, dan teknologi digital.
Kerja sama bidang infrastruktur dan pembangunan kota, utamanya dalam pembangunan kota cerdas dan transportasi umum, juga berpeluang besar untuk diperkuat di masa kepemimpinan Prabowo Subianto dan Presiden KorselYoon Suk Yeol, ujar dia lagi.
"Korea Selatan telah berkontribusi dalam pengembangan proyek kota cerdas di Jakarta dan Bandung, sehingga membantu pemerintah setempat mengintegrasikan layanan lalu lintas, pengaturan sampah, dan keamanan umum," kataPark lagi.
Melalui kontribusinya dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Korea Selatan juga berperan dalam menjadikan IKN sebagai pusat inovasi dan teknologi di Asia Tenggara, sebagaimana yang diharapkan Pemerintah RI.
Selain itu, Park menyebut sektor kerja sama lain yang patut diperkuat adalah dalam bidang pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV), yaitu dalam perluasan instalasi isi ulang daya listrik, daur ulang baterai kendaraan listrik, dan pengembangan solusi mobilitas cerdas.
Ia juga menegaskan pentingnya penguatan kerja sama di bidang pertahanan dan militer kedua negara, khususnya produksi bersama sistem persenjataan dan transfer teknologi seperti yang telah berjalan dalam proyek pesawat tempur supersonik KF-21.