JAKARTA - Keanggotaan Indonesia di Dewan International Maritime Organization (IMO) kategori "C" periode 2022-2023 akan segera berakhir. Untuk tetap melanjutkan peran aktif Indonesia di Organisasi Maritim dunia tersebut maka pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut selaku Administrator Maritim akan kembali mencalonkan diri sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C Periode 2024-2025.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha saat membuka acara Kick-off Meeting Pencalonan Kembali Indonesia sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C Periode 2024-2025 yang diselenggarakan pada Kamis, (22/12) di Jakarta.

"Di samping pencalonan Indonesia sebagai anggota Dewan IMO 2024-2025, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang saat ini berperan sebagai External Auditor IMO periode 2020-2023 juga akan mencalonkan kembali sebagai External Auditor IMO untuk periode kedua yaitu tahun 2024-2027," kata Arif dalam keterangan tertulis, Kamis (22/12).

Adapun proses pemilihan untuk periode 2024-2025 ini akan dilaksanakan pada salah satu agenda Sidang Majelis IMO ke-33 tanggal 27 November-6 Desember 2023.

"Untuk itu, acara Kick-off Meeting kali ini merupakan langkah awal untuk membahas materi persiapan serta strategi awal pemenangan dan penggalangan dukungan yang perlu ditempuh guna mewujudkan Indonesia terpilih kembali sebagai anggota Dewan IMO," kata Arif.

Dia mengungkapkan berdasarkan pengalaman pencalonan Indonesia di periode sebelumnya, dimana kegiatan kampanye dilaksanakan pada saat pandemi, sehingga tantangan yang dihadapi sangat besar dikarenakan diperlukan strategi khusus dalam melaksanakan lobi.

Selanjutnya Arif juga menyampaikan beberapa hal penting yang perlu disiapkan antara lain adalah terkait strategi pemenangan yang efektif dan roadmap kegiatan yang meliputi rangkaian kampanye dan kegiatan di dalam negeri dan luar negeri.

"Setelah dua hal tersebut dapat disiapkan dengan matang, maka langkah selanjutnya adalah: pembentukan Tim Pemenangan dan Tim Lobi serta penyusunan bahan kampanye seperti aide memoire atau materi utama kampanye" kata Arif.

Lebih detail, dia menjelaskan, dalam penyusunan strategi pemenangan, ada beberapa hal penting yang akan menjadi perhatian dan pertimbangan yaitu, Pertama terkait Isu global di bidang pelayaran, seperti Pandemi yang menyebabkan krisis pelaut, Sidang COP 26 yang mendorong ambisi net zero emission secepatnya, Perang Rusia-Ukraina yang berdampak adanya krisis rantai pasok makanan dan energi dunia, dirumuskannya Blue Safe Corridor di IMO untuk menyelamatkan kapal dan pelaut di daerah krisis serta dirumuskannya Black Sea Grain Initiative di PBB untuk membuka jalan distribusi bahan makanan dari Ukraina ke dunia

Kedua adalah Peran aktif Indonesia di organisasi, dimana Indonesia adalah salah satu inisiator resolusi penetapan pelaut sebagai pekerja kunci saat pandemi di PBB, dengan adopsi dokumen A/75/L.37 oleh Majelis Umum PBB pada Desember 2020, serta Indonesia juga koordinator correspondence group untuk menyusun panduan dalam menghadapi penelantaran pelaut di IMO Legal Committee, dan saat ini hasil pembahasan tersebut diteruskan untuk dibahas dalam Joint ILO-IMO Tripartite Working Group to identify and address seafarers' issues and the human element.

Baca Juga: