Menurut Media Thailand, Bangkok Post, Jenderal diktator Myanmar, Min Aung Hlaing sebagai pemimpin junta, akan menghadiri KTT ASEAN di Jakarta. Demikian keterangan dari Kementerian Luar Negeri Thailand.

"Saya dapat memastikan bahwa Brunei selaku ketua Asean telah mengusulkan tanggal 24 April dengan tempat di Sekretariat di Jakarta," kata juru bicara kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sangrat.

"Beberapa pemimpin telah mengonfirmasi kehadiran mereka termasuk Jenderal enior Min Aung Hlaing," tambahnya.

"Beberapa pemimpin belum mengonfirmasi." Mr Tanee menolak menyebutkan nama para pemimpin dan apakah pertemuan itu akan dilakukan secara tatap muka, online atau gabungan.

Sejumlah pihak minta Indonesia atau Asean menolak kehadiran pemimpin kejam Myanmar tersebut. Min telah merampas demokrasi dengan melakukan kudeta atas pemimpin sah yang dipilih secara demokratis.

Selain itu, Min tidak pantas bergabung di KTT Asean karena membunuhi rakyatnya sendiri. Tak kurang dari 800 rakyat Myanmar ditembak mati aparat selama demonstrasi berbulan-bulan.

Dengan alasan seperti itu, harusnya Asean berani tegas terhadap ditator Min. Sayang Asean tidak punya nyali dengan dalih bersembunyi di balik "tidak mencampuri urusan dalam negeri." Prinsip ini harus ditinggalkan karena zaman sudah berubah.

Prinsip ini hanya ditelorkan oleh pemimpin Asean era dulu untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Kebanyakan pemimpin Asean kala itu seperti Soeharto dan Mahathir, menjadi pemimpin terlalu lama.

Baca Juga: