Negosiasi antara Indonesia dan Tesla (TSLA.O) masih berlangsung, kata seorang menteri senior pada hari Kamis, menyusul laporan bahwa pembuat mobil AS tersebut mendekati kesepakatan awal untuk membangun fasilitas produksi dengan kapasitas satu juta unit.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, yang memimpin pembicaraan dengan Tesla, menolak mengungkapkan rincian lebih lanjut, mengutip perjanjian non-disclosure.

Bloomberg News juga melaporkan bahwa pembicaraan di Indonesia mencakup rencana fasilitas produksi dan untuk memfasilitasi rantai pasokan perusahaan, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.

"Saya tidak bisa berkomentar, kami masih berbicara," kata Luhut kepada Reuters, menambahkan bahwa dia baru saja mengadakan pembicaraan lagi dengan Tesla. Terkait dengan hal itu Tesla tidak menanggapi permintaan komentar.

Kepala Eksekutif Elon Musk men-tweet pada hari Rabu, "Harap berhati-hati dalam menulis artikel yang mengutip 'sumber tanpa nama', karena sering salah," dalam komentar di tweet yang merujuk pada laporan tersebut.

Indonesia, negara terpadat keempat di dunia, telah lama merayu perusahaan milik Amerika Serikat itu untuk membangun fasilitas produksi baterai kendaraan listrik (EV) dan mobil listrik.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bertemu dengan Kepala Eksekutif Elon Musk untuk membahas potensi kesepakatan tahun lalu.

Bijih nikel Indonesia dapat diproses untuk digunakan dalam baterai kendaraan listrik (EV) dan negara ini ingin mengembangkan industri hilir di dalam negeri dengan memanfaatkan cadangan nikelnya yang kaya, setelah melarang ekspor bijih sejak tahun 2020.

Elon Musk pada bulan lalu mengatakan Tesla hampir memilih lokasi "Gigafactory" barunya menyusul laporan media bahwa mereka dapat mengumumkan pabrik baru di negara bagian Nuevo Leon, Meksiko utara, paling cepat Desember.

Tesla saat ini tengah membuat mobil listriknya yang berlokasi di Shanghai Tiongkok, Berlin Jerman, dan Austin dan Fremont di Amerika Serikat. Sementara itu, Indonesia berhasil menarik minat produsen mobil lain untuk berinvestasi di produksi kendaraan listrik.

Hyundai Motor Co (005380.KS) dan SGMW Motor Indonesia, bagian dari perusahaan patungan SAIC Motor Corp Ltd (600104.SS), General Motors Co (GM.N) dan Wuling Motors Holdings (0305.HK) telah membangun fasilitas perakitan di negara Asia Tenggara.

Otoritas Indonesia mengatakan perusahaan Jepang Toyota Motor Corp (7203.T) dan Mitsubishi Motors Corp (7211.T) telah menjanjikan investasi dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV).

Perusahaan yang telah berinvestasi atau menyatakan minat untuk berinvestasi dalam pembuatan baterai kendaraan listrik (EV) termasuk LG Energy Solution Korea Selatan (373220.KS), Teknologi Amperex Kontemporer China (300750.SZ), Foxconn Taiwan (2317.TW) dan BASF Jerman, kata kementerian investasi Indonesia.

Jakarta berencana memberi insentif untuk pembelian EV agar lebih terjangkau tahun ini dan mendorong penjualan. Informasi tersebut dikatakan oleh pejabat pemerintah.

Baca Juga: