Pemerintah mengintensifkan upaya pelacakan kasus dan pemeriksaan untuk mendeteksi penularan varian Omicron.

JAKARTA -Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) telah mencatat 30 kasus penularan virus korona tipe SARS-CoV-2 varian Omicron di Indonesia, kata pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Ada 30 kasus saat ini di GSAID," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik sekaligus Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, kepada Antara di Jakarta, Minggu (26/12).

Jumlah kasus penularan virus korona varian Omicron di Indonesia tercatat bertambah 11 kasus dari Jumat (24/12), ketika Kemenkes melaporkan kasus infeksi Omicron sebanyak 19 kasus.

Nadia mengatakan pemerintah mengintensifkan upaya pelacakan kasus dan pemeriksaan untuk mendeteksi penularan SARS-CoV-2 varian Omicron, termasuk di antaranya melakukan pemeriksaan pada para pelaku perjalanan dari luar negeri.

"Kalau suspek hanya yang bisa dari hasil pemeriksaan S-gene Target Failure (SGTF) yang hanya 100 sampel, tapi kalau saat ini semua sampel positif PCR pelaku perjalanan luar negeri ini diperiksa genom sekuensingnya," kata dia.

Warga Jangan Panik

Nadia mengimbau warga jangan panik menghadapi persebaran Omicron. "Tidak perlu panik karena (kepanikan) tidak akan memecahkan masalah, tetapi harus tetap waspada dengan menjalankan protokol kesehatan," katanya.

Ia menekankan pentingnya disiplin warga menerapkan protokol kesehatan dalam upaya menekan persebaran SARS-CoV-2 varian Omicron dan varian virus korona yang lain.

Nadia menjelaskan pula penerapan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak); pelaksanaan pemeriksaan, pelacakan, dan penanganan kasus (testing, tracing, dan treatment/3T); dan vaksinasi efektif mencegah penularan Covid-19.

"Masyarakat harus terus melakukan perubahan perilaku dengan menjalankan protokol kesehatan kendati aktivitas sudah bisa dijalankan," ujarnya.

Sementara itu, epidemiolog utama dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane, mengemukakan semua harus bekerja sama untuk mencegah persebaran Omicron.

"Pengawasan di pintu-pintu masuk wilayah negara ini harus terus diperkuat. Protokol kesehatan harus senantiasa dilakukan secara disiplin, meningkatkan cakupan vaksinasi, dan memperkuat 3T," katanya.

Masdalina mengatakan pemerintah sebaiknya tetap memperhatikan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 meskipun jumlah penduduk yang selesai menjalani vaksinasi sudah lebih dari 100 juta orang.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas) mencatat 110.620.807 warga Indonesia sudah menerima dosis kedua dari vaksin Covid-19 hingga Minggu pukul 12.00 WIB. Berdasarkan data terbaru miliki Satgas Covid-19 pada Minggu, jumlah warga yang telah mendapatkan vaksin dosis kedua bertambah 213.520 orang.

Kemudian, untuk jumlah warga yang mendapatkan vaksin dosis pertama mencapai 156.641.778 orang setelah mengalami penambahan 459.193 orang. Dosis ketiga yang saat ini hanya diberikan pada tenaga kesehatan sudah mencapai 1.280.673 orang.

Satgas Covid-19 menegaskan sampai hari ini, pemerintah masih menargetkan 208.265.720 warga Indonesia untuk bisa mendapatkan dua dosis penyuntikan vaksin Covid-19 agar dapat membentuk kekebalan kelompok.

Selanjutnya, Satgas Covid-19 menyebutkan jumlah kasus aktif kembali mengalami penurunan. Pada Minggu, kasus kembali turun sebanyak 58 kasus di seluruh Indonesia menjadikan total keseluruhan kasus tersisa 4.655 kasus.

Jumlah orang yang terkonfirmasi terkena virus korona tipe SARS-CoV-2 masih bertambah 92 kasus. Sehingga saat ini terdapat 4.261.759 orang yang positif Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia. Kasus kematian akibat Covid-19, bertambah dua jiwa, sehingga jumlah pasien yang meninggal mencapai 144.055 jiwa.

Meski angka kematian terus bertambah, jumlah pasien sembuh dari Covid-19 juga terus meningkat. Saat ini, jumlah tersebut telah bertambah 148 pasien sehingga total pasien sembuh menjadi 4.113.049 jiwa.

Baca Juga: