BANDA ACEH - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan potensi ekonomi digital secara nasional untuk Indonesia pada 2030 bisa mencapai 360 miliar dollar AS. Karenanya, dibutuhkan talenda digital sangat banyak guna mengoptimalkan peluang tersebut.

"Proyeksi nilai ekonomi digital kita di 2030 bisa sampai 210-360 miliar dollar AS," kata Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria dalam paparannya pada pelatihan dan sertifikasi berbasis SKKNI, intermediate multimedia designer dan junior network administrator, di Banda Aceh, Selasa (27/2).

Kemudian, secara lebih luas, potensi ekonomi digital untuk Asean pada 2030 itu diperkirakan lebih kurang mencapai 1 triliun dollar AS. Artinya, Indonesia menjadi penyumbang besar untuk ekonomi digital ini.

"Asean potensinya sampai 1 triliun dollar AS. Hampir 40 persen dari total pertumbuhan ekonomi digital Asean disumbangkan oleh Indonesia," ujarnya.

Selain itu, dirinya juga memaparkan terdapat lima sektor potensial ekonomi digital di Asia Tenggara nantinya, yakni e-commerce, transportasi dan makanan, online travel, online media dan layanan finansial.

Nezar menyebutkan, pada 2030, Indonesia membutuhkan paling tidak sekitar 9 juta talenta digital. Karena itu, ia berharap generasi Aceh harus mampu bersaing untuk mendapatkan kesempatan tersebut.

Dia mengajak anak Aceh untuk memiliki perencanaan personal. Artinya, ketika bangun tidur sudah tahu harus kemana dan berbuat apa. Kebiasaan tersebut perlu dibiasakan sehingga nantinya perilaku dan karakter positif terbentuk.

"Tahun 2030 itu berat. Usia kalian nanti sekitar 26-30 tahun dan kalian berada lapisan terbesar tenaga kerja di Indonesia," katanya.

Karena itu, dirinya menyarankan agar pemuda Aceh harus menanamkan kebiasaan positif seperti itu jika mau nantinya mau dan mampu bersaing.

Apalagi, pada 2030 sampai 2045 nantinya terdapat kurang lebih 60 persen dari total populasi berumur 17 sampai 40 tahun. Maka, persaingannya semakin ketat.

"Artinya persaingan sangat ketat, panjang. Maka dibutuhkan suatu kreativitas, dan mampu bersaing kedepannya," demikian Nezar Patria.

Penetrasi Internet

Secara umum untuk ekonomi digital dengan berbagai kegiatan atau sektornya (salah satunya e-commerce) saat ini diperkirakan senilai 82 miliar dollar AS atau 1.287 triliun rupiah.

Sementara itu, pengguna internet di Indonesia yang terus meningkat menjadi 79,5 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Mayoritas pengguna internet di Indonesia tersebut menggunakan handphone atau mobile phone (We Are Social 2024).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) belum lama ini, pengguna internet Indonesia dibagi berdasar generasinya adalah sebagai berikut: Gen Z (kelahiran 1997-2012) sebanyak 34,40 persen; Generasi Milenial (kelahiran 1981-1996) sebanyak 30,62 persen;. Gen X (kelahiran 1965-1980) sebanyak 18,98 persen; Post Gen Z (kelahiran kurang dari 2023) sebanyak 9,17 persen; Baby Boomers (kelahiran 1946-1964) sebanyak 6,58 persen; dan Pre Baby Boomer (kelahiran 1945 dan sebelumnya) sebanyak 0,24 persen.

Baca Juga: