Indonesia bisa menjadi contoh penanganan bencana, khususnya bagi negara-negara OECD. Menurutnya, negara-negara OECD harus saling belajar satu-sama lain termasuk dalam penanganan bencana.

JAKARTA - Direktur Tata Kelola Public, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), menyebut Indonesia bisa menjadi contoh penanganan bencana, khususnya bagi negara-negara OECD. Menurutnya, negara-negara OECD harus saling belajar satu-sama lain termasuk dalam penanganan bencana.

"Negara-negara anggota OECD harus belajar bersama untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Kita bisa belajar salah satunya dari Indonesia," ujar Elsa, dalam keterangan yang diterima Koran Jakarta, Senin (15/4).

Dia mengapresiasi program-program penanganan bencana, salah satunya dari Kementerian Sosial (Kemensos). Adapun program-program yang mendapat sorotan yaitu trauma healing, pemberdayaan ekonomi masyarakat korban bencana, dan Command Center.

"Tentu saja penanganan bencana sangat menantang. Upaya yang dilakukan sangat mengesankan, seperti Command Center dan yang lainnya," jelasnya.

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, menuturkan, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang berada di ring of fire atau gugusan gunung berapi. Pemanasan global telah membawa dampak bagi Indonesia seperti banjir, kekeringan, gelombang panas, badai, hilangnya potensi ekonomi di bidang pertanian dan pariwisata serta ancaman terhadap kesehatan masyarakat.

Selain itu Indonesia menghadapi berbagai bencana alam seperti gempa bumi, erupsi gunung api dan tsunami Selama tahun 2023. Indonesia juga menghadapi sekitar 5.400 bencana alam seperti gempa bumi, erupsi gunung berapi, banjir, cuaca ekstrem, longsor dan kebakaran hutan.

"Kondisi geografi dan kerentanan dalam menghadapi bencana tersebut membuat Indonesia harus punya ketahanan terhadap bencana mengingat potensi gangguan dan risiko kegagalan infrastruktur," katanya.

Mensos Risma menjelaskan, Kementerian Sosial Indonesia telah menyiapkan sistem lumbung sosial sebanyak 613 lumbung sosial yang tersebar di 29 provinsi. Selain itu juga menyiapkan buffer stock atau stok penyangga yang tersebar di 328 kota/kabupaten untuk membantu logistik di saat terjadi bencana dan pasca bencana.

"Isinya mulai dari makanan, pakaian, tenda, pengolahan air minum, dapur umum, sarana kebersihan seperti mesin cuci, sistem penerangan menggunakan energi matahari, dan toilet portable. Logistik tersebut dibutuhkan untuk kehidupan keseharian dapat tetap berlangsung," ucapnya. ruf/and

Baca Juga: