NEW DELHI - Pihak militer India telah mewanti-wanti Tiongkok terkait tudingan adanya sejumlah warga sipil yang telah diculik oleh Tentara Pembebasan Rakyat (People's Liberation Army /PLA) dari sekitar area dekat perbatasan yang disengketakan.

Laporan itu semakin meningkatkan ketegangan antara dua negara bertetangga setelah sebelumnya pun terjadi insiden baku hantam di Ladakh pada 15 Juni lalu yang menewaskan 20 tentara India.

"Ada lima pria diculik oleh PLA," kata Menteri Negara Urusan Minoritas yang juga anggota legislatif dari Negara Bagian Arunachal Pradesh, Kiren Rijiju, pada Minggu (6/9), seraya menyatakan bahwa saluran hotline militer telah dibuka untuk meredakan ketegangan di perbatasan setelah ada laporan dugaan penculikan ini

"Pihak militer India telah mengirimkan pesan ke PLA lewat saluran hotline ini terkait perkembangan situasi di titik perbatasan di Arunachal Pradesh. Kami menunggu tanggapan dari mereka,"imbuh Rijiju.

Sebelumnya polisi di Negara Bagian Arunachal Pradesh telah melaporkan pada media lokal bahwa mereka sedang menyelidiki klaim yang dibuat di media sosial Facebook oleh kerabat dari salah satu pria, bahwa PLA telah menculik ke-5 warga sipil ini.

Harian Arunachal Times edisi Sabtu (5/9) menulis bahwa ke-5 pria itu sedang berburu saat diduga telah diculik. Hingga berita ini ditulis belum ada kepastian atas hilangnya mereka maupun ke mana mereka dibawa.

Pertemuan di Moskwa

Dugaan insiden penculikan ini terjadi saat Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, dan Menhan Tiongkok, Wei Fenghe, tengah melakukan pertemuan sampingan ketika mereka menghadiri pertemuan internasional di Moskwa, Russia.

Pada Jumat (4/9) malam, Menhan Singh mengatakan pembicaraan mengenai sengketa perbatasan Himalaya dan ketegangan antara dua negara itu dengan mitranya dari Tiongkok berlangsung dengan "jujur". Tetapi keduanya merilis pernyataan yang menuduh satu sama lain telah mengobarkan pertikaian.

Sejak bentrokan mematikan pada Juni, India telah meningkatkan tekanan ekonomi dengan melarang aplikasi Tiongkok, memblokir produk Tiongkok di pelabuhan, dan menghentikan penawaran kerja sama perusahaan Tiongkok.

Pada 1962, India dan Tiongkok terlibat perang di Arunachal Pradesh, sebuah daerah perbatasan strategis. Setelah perang, sebagian wilayah Himalaya sempat dicaplok pasukan militer Tiongkok.

Hingga kini, sengketa wilayah tersebut belum usai. Tiongkok mengklaim sekitar 90.000 kilometer persegi atau 35.000 mil persegi atau hampir dari keseluruhan wilayah Arunachal Pradesh sebagai wilayah miliknya. SB/AFP/I-1

Baca Juga: