NEW DELHI - India berhasil melakukan uji terbang tak berawak untuk misi penerbangan luar angkasa berawak pertama "Gaganyaan" hari ini, Sabtu (21/10), dari Sriharikota, menandai tonggak sejarah terbaru untuk ambisi penjelajahan luar angkasanya.

Misi Gaganyaan ("Skycraft") dijadwalkan akan mengirim tiga astronot ke orbit Bumi pada 2025, yang menjadi tolak ukur penting dari kemampuan teknis Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO).

Pada Sabtu, roket menguji sistem pelarian darurat modul awaknya, yang terpisah dari pendorongnya dan melakukan pendaratan lunak di laut sekitar 10 menit setelah peluncuran.

"Saya sangat senang mengumumkan keberhasilan pencapaian misi ini," kata kepala ISRO S. Somanath setelah peluncuran.

Peluncuran sempat ditunda selama dua jam karena cuaca buruk dan kerusakan mesin.

ISRO akan melakukan serangkaian 20 uji coba utama, termasuk membawa robot ke luar angkasa, sebelum misi berawak terakhir dilakukan pada 2025.

Gaganyaan adalah misi pertama India dan diperkirakan menelan biaya sebesar 1,08 miliar dolar AS, menurut ISRO.

India berencana mengirim astronot ke luar jangkauan atmosfer bumi selama tiga hari sebelum dibawa kembali dengan selamat melalui pendaratan lunak di perairan teritorial India.

Perdana Menteri India Narendra Modi telah mengumumkan rencana mengirim manusia ke Bulan pada 2040.

Pada Agustus lalu, India menjadi negara keempat yang mendaratkan pesawat tak berawak di Bulan setelah Rusia, Amerika Serikat, dan Tiongkok.

Bulan berikutnya, India meluncurkan penyelidikan untuk mengamati lapisan terluar Matahari dari orbit Matahari.

Program luar angkasa India telah berkembang pesat dalam hal ukuran dan momentum sejak pertama kali mengirimkan wahana antariksa untuk mengorbit Bulan pada 2008, program ini terus menyamai pencapaian negara-negara penjelajah luar angkasa yang sudah mapan dengan biaya yang jauh lebih murah.

India juga merencanakan misi bersama dengan Jepang untuk mengirim wahana antariksa lainnya ke Bulan pada 2025 dan misi orbit ke Venus dalam dua tahun ke depan.

Para ahli mengatakan India dapat menekan biaya dengan meniru dan mengadaptasi teknologi yang ada, dan berkat banyaknya insinyur berketerampilan tinggi yang memperoleh gaji lebih kecil dari gaji rekan-rekan mereka di luar negeri.

Baca Juga: