NEW DELHI - Angkatan Laut India menyerahkan 35 perompak Somalia kepada polisi di Mumbai pada Sabtu (23/3), setelah 100 hari operasi antipembajakan di sebelah timur Laut Merah, tempat pembajakan muncul kembali untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.

India, kekuatan nasional terbesar di Teluk Aden dan kawasan Laut Arab bagian utara, menangkap para perompak dari kapal kargo Ruen pekan lalu, tiga bulan setelah kapal itu dibajak di lepas pantai Somalia.

Mengambil keuntungan dari fokus pasukan Barat dalam melindungi pelayaran dari serangan di Laut Merah yang dilakukan oleh militan Huthi yang didukung Iran di Yaman, para perompak telah melakukan atau mencoba lebih dari 20 pembajakan sejak November lalu, sehingga meningkatkan biaya asuransi dan keamanan serta menambah krisis bagi perusahaan pelayaran global.

Dengan serangan yang dilakukan oleh kelompok Huthi, yang mengklaim solidaritas dengan warga Palestina di Gaza selama perang Israel melawan Hamas, dan meningkatnya pembajakan, lalu lintas komersial melalui wilayah tersebut telah berkurang setengahnya sejak November karena kapal-kapal mengambil rute yang lebih panjang di sekitar Afrika bagian selatan, kata angkatan laut India.

Para perompak yang ditangkap oleh pasukan komando India menghadapi hukuman penjara seumur hidup sebagai orang pertama yang dituntut berdasarkan undang-undang antipembajakan India tahun 2022, yang memungkinkan angkatan laut untuk menangkap dan menahan perompak di laut lepas.

Somalia menggunakan Ruen sebagai kapal induk mereka untuk melancarkan serangan terhadap kapal lain, kata Panglima Angkatan Laut Laksamana R Hari Kumar pada konferensi pers yang menandai hari ke-100 operasi tersebut dimana pasukan komando yang dipimpinnya berhasil menyelamatkan 17 anggota awak.

India telah merespons 18 insiden, mengerahkan 21 kapal dan 5.000 personel secara bergilir, menaiki dan menyelidiki lebih dari 1.000 kapal, kata angkatan laut. Kehadirannya yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mengerahkan lebih dari selusin kapal perang dalam beberapa hari terakhir.

"Tugasnya adalah memastikan adanya keselamatan, keamanan dan stabilitas" di kawasan, kata Kumar.

"Kami mampu memenuhi persyaratan untuk menjadi pihak yang memberikan respons pertama dan mitra keamanan pilihan... untuk memastikan bahwa kawasan Samudera Hindia aman, terjamin, dan stabil," imbuh dia.

Misil dan "Drone"

Selama misinya sejak pertengahan Desember, telah terjadi 57 serangan atau penampakan drone atau misil.

Angkatan Laut India telah membantu beberapa kapal yang diserang, menemukan puing-puing dari pesawat tanpa awak yang diluncurkan oleh kelompok Huthi, yang menurut Kumar pihaknyatidak berselisih dengan kelompok tersebut.

Satu drone yang terbuat dari kayu lapis yang ditemukan mampu menempuh jarak 1.600 kilometer dengan mesin empat langkah dan perangkat elektronik dasar, kata Kumar. ST/And

Baca Juga: