India akan mengadakan tender untuk pemasangan 250 gigawatt (GW) kapasitas energi ramah lingkungan pada bulan Maret 2028, menurut sebuah memo pemerintah yang dirilis pada Senin (3/4). Hal tersebut seiring dengan upaya India untuk mengurangi emisinya sebesar 45 persen dari tingkat emisi tahun 2005.

Setelah gagal mencapai target untuk memasang 175 GW kapasitas energi terbarukan pada tahun 2022, India sekarang mencoba untuk meningkatkan kapasitas non-fosil, seperti energi surya dan angin, tenaga nuklir dan hidro, dan tenaga bio menjadi 500 GW pada tahun 2030.

Kapasitas energi terbarukannya, tidak termasuk tenaga air besar dan tenaga nuklir, melebihi 122 GW, sementara kapasitas non-fosil saat ini mencapai lebih dari 175 GW, menurut data pemerintah pada tanggal 28 Februari.

Negara yang haus energi ini akan mengadakan tender untuk memasang kapasitas energi terbarukan sebesar 15 GW dalam dua kuartal pertama tahun fiskal ini, yang berakhir pada bulan Maret 2024, diikuti dengan penawaran untuk 10 GW dalam dua kuartal berikutnya, menurut memo tersebut.

Negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia ini juga ingin meningkatkan pangsa kapasitas non-fosil menjadi 50 persen pada tahun 2030, dari 42,6 persen saat ini. Batu bara saat ini menyumbang lebih dari setengah kapasitas pembangkit listrik 412,2 GW di India.

Dari 50 GW yang ditargetkan dalam tender energi hijau baru setiap tahun, 10 GW akan digunakan untuk instalasi turbin angin, menurut memo tersebut. Tenaga surya saat ini menyumbang lebih dari setengah kapasitas energi terbarukan di India, sementara energi angin menyumbang hampir sepertiganya.

Meskipun batu bara masih menjadi sumber dominan dari produksi listrik, tingkat penambahan kapasitas energi terbarukan di India adalah yang kedua setelah Tiongkok di antara negara-negara besar di kawasan Asia Pasifik.

Meskipun pangsa batu bara dalam pembangkit listrik telah tumbuh sedikit menjadi 72,8 persen pada tahun 2022 dari 72,3 persen pada tahun 2019, pangsa energi terbarukan dalam produksi listrik India telah melonjak menjadi 11,6 persen dari 9,4 persen pada periode yang sama.

Pemerintah sebelumnya telah mengutip emisi per kapita yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara kaya untuk membenarkan penggunaan batu bara yang berkelanjutan.

Sebagai informasi, energi terbarukan adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui atau diperbarui secara alami dan terus-menerus tanpa menguras sumber daya alam yang terbatas.

Energi terbarukan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi dunia yang semakin meningkat dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang tidak terbarukan dan berdampak negatif pada lingkungan. Energi terbarukan bersih dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca yang merusak lingkungan, sehingga dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

Baca Juga: