NEW DELHI - India akan meluncurkan program vaksinasi Covid-19 massal terakbar di dunia pada Sabtu (16/1) mendatang. Hal itu diumumkan oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi, pada Sabtu (9/1).

"Vaksinasi massal kami akan menargetkan 300 juta orang hingga Juli mendatang," ucap PM Modi. "Seluruh mata di dunia saat ini tertuju pada bagaimana cara India menggelar program vaksinasi massal terakbar ini," imbuh dia.

India berencana untuk memberikan vaksinasi secara gratis bagi 1,3 miliar populasinya dan PM Modi menyatakan bahwa dimulainya vaksinasi pada 16 Januari akan jadi permulaan dari langkah bersejarah dalam melawan pandemi.

Saat ini India adalah negara nomor dunia di dunia yang paling parah dilanda pandemi Covid-19 dengan jumlah kasus lebih dari 10 juta orang, walau angka kematiannya merupakan salah satu yang terendah di dunia. Negara di dunia yang saat ini paling parah dilanda pandemi virus korona adalah Amerika Serikat.

Dalam fase pertama program vaksinasi di India akan diberikan pada 30 juta petugas di garis depan termasuk pasukan keamanan yang sehat dan 270 juta orang berusia di atas 50 tahun atau yang memiliki risiko tinggi jika tertular Covid-19.

"Kami menargetkan gelombang pertama vaksinasi terhadap 300 juta orang hingga pengujung Juli dan kami telah membangun pusat-pusat vaksinasi massal di seluruh negeri," demikian pernyataan pemerintah India.

Sekitar 150 ribu staf di 700 distrik telah dilatih dan kira-kira 290 ribu titik penyimpanan yang memiliki temperatur yang telah ditentukan, 240 unit lemari pendingin dan 70 lemari pembeku bergerak, serta 45 ribu unit kontener pendingin pun telah disiapkan untuk program vaksinasi massal terakbar di dunia ini.

Otoritas di India sendiri telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atas dua vaksin Covid-19 yaitu vaksin Covishield yang dikembangkan AstraZeneca/Oxford University dan satu vaksin lagi buatan dalam negeri yang dikembangkan perusahaan farmasi Bharat Biotech yaitu Covaxin.

Perusahaan pembuat vaksin terbanyak di dunia yaitu Serum Institute of India (SII), menyatakan bahwa mereka telah membuat 50 juta dosis vaksin yang dikembangkan AstraZeneca dan mereka menargetkan untuk terus meningkatkan produksinya hingga 100 juta dosis pada Maret mendatang.

Namun pemerintah India belum menuntaskan kesepakatan pembelian vaksin dengan SII setelah ada laporan yang beredar bahwa harga vaksin SII terlalu mahal.

Varian Baru

Pada bagian lain dilaporkan bahwa kasus harian Covid-19 di India telah menurun secara drastis dalam beberapa pekan terakhir.

Pengumuman rencana vaksinasi massal dikeluarkan setelah Menteri Kesehatan India menyatakan bahwa jumlah warga yang dinyatakan positif terkena varian baru virus korona telah meningkat menjadi 90 orang.

Varian baru virus korona pertama kali ditemukan di Inggris pada akhir tahun lalu. India sendiri telah membuka jalur penerbangan dari Inggris pada Jumat (8/1) setelah selama 16 hari dihentikan karena munculnya varian baru virus korona itu.

Untuk mencegah peningkatan jumlah kasus varian baru virus korona, pemerintah lokal Delhi telah mengeluarkan aturan bagi seluruh penumpang pesawat dari Inggris diwajibkan menjalani isolasi selama 14 hari, walau mereka dinyatakan negatif terkena Covid-19.

Saat ini otoritas di India sedang berupaya melacak ribuan penumpang pesawat yang datang dari Inggris karena kedatangan mereka terjadi sebelum aturan pembatasan tersebut diterbitkan. AFP/I-1

Baca Juga: