NEW YORK - Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Food and Agriculture Organisation (FAO), pada Jumat (4 /10), menyebut harga pangan global pada September 2024 mengalami lonjakan tertinggi dalam 2,5 tahun terakhir. Lonjakan itu dipicu oleh cuaca buruk dan risiko geopolitik yang akan membuat biaya konsumen tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Seperti dikutip dari The Straits Times, FAO mencatat indeks harga komoditas pangan naik ke level tertinggi sejak Agustus 2023. Kenaikan tiga persen tersebut yang mencakup biaya biji-bijian, daging, susu, dan minyak sayur adalah kenaikan terbesar sejak Maret 2022.

Bulan itu, indeks telah melonjak lebih dari 13 persen menyusul invasi Russia ke Ukraina. Sementara indeks tersebut melacak biaya komoditas mentah dan bukan harga eceran, kenaikan tersebut dapat mengindikasikan bahwa harga pangan yang lebih tinggi dapat terus membebani konsumen karena cuaca buruk di tingkat petani dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang mengancam akan mengguncang pasar pangan.

Meskipun indeks telah merosot dari rekor tertinggi yang disaksikan pascaserangan Russia, tanda-tanda terbatasnya pasokan dan titik kritis dalam rute perdagangan global telah memicu kenaikan baru harga pangan. "Harga minyak sayur dan biji-bijian mengalami kenaikan yang signifikan karena tanda-tanda berkurangnya pasokan tanaman, seperti gandum, kelapa sawit, bunga matahari, dan rapeseed," kata FAO. Tekanan mungkin akan terus berlanjut terhadap pasar, karena FAO secara terpisah memangkas perkiraan stok gandum globalnya sejak sebulan lalu.

Harga Naik

Dari dalam negeri, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat sejumlah komoditas pangan secara umum mayoritas naik, mulai beras, bawang, dan daging sapi, sedangkan cabai rawit merah turun menjadi 43.580 rupiah per kilogram (kg) pada posisi Minggu (6/10).

Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 09.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,13 persen atau 20 rupiah menjadi 15.530 rupiah per kg. Harga beras medium juga naik 0,29 persen atau 40 rupiah menjadi 13.620 rupiah per kg, sedangkan beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog juga naik 0,16 persen atau 20 rupiah menjadi 12.580 rupiah per kg.

Selanjutnya harga komoditas bawang merah naik 0,39 persen atau 110 rupiah menjadi 28.600 rupiah per kg, bawang putih bonggol juga naik 0,23 persen atau 90 rupiah menjadi 39.870 rupiah per kg. Harga kedelai biji kering (impor) juga terpantau naik 0,37 persen atau 40 rupiah menjadi 10.810 per kg. Begitu juga harga minyak goreng kemasan sederhana naik 0,11 persen atau 20 rupiah menjadi 18.220 rupiah per kg.

Baca Juga: