JAKARTA - PT Indonesia Asaham Aluminium atau Inalum (Persero) pada 2018 akan menerbitkan obligasi guna pendanaan pembangunan Smelter Grade Alumina Refinary (SGAR) berkapasitas 2 juta ton SGA per tahun. Direktur Utama Inalum, Winardi Sunoto mengatakan kebutuhan dana untuk pembangunan SGAR sangat besar sehingga diperlukan strategi pendanaan yang sesuai dengan kinerja perseroan.

"Kita memang membutuhkan dana yang besar, salah satunya untuk pembangunan proyek smelter grade alumina refinary," kata Winardi di Jakarta, Rabu (6/9). Pada proyek SGAR, Inalum akan bekerja sama dengan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dan China Aluminium Corporation of China Limited (Chinalco).

Adapun porsi kepemilikan sahamnya adalah Inalum dan Antam sebanyak 70 persen dan Chinalco 30 persen. "Proyek ini akan mengolah bauksit menjadi alumina. Bahan bakunya aluminium smelter di mana bijih bauksit menjadi alumina," jelas Winardi. Melalui pengoperasian SGAR, Antam dan Inalum dapat mengolah cadangan bauksit yang ada sehingga Inalum mengurangi ketergantungan terhadap impor alumina sekaligus menghemat devisa.

Saat ini, Inalum memiliki kapasitas peleburan aluminium sebesar 250.000 ton aluminium ingot per tahun yang membutuhkan minimal 500.000 ton alumina per tahun. Inalum berencana untuk meningkatkan kapasitas menjadi 500.000 ton aluminium per tahun pada tahun 2020 yang membutuhkan minimal 1 juta ton alumina per tahun sebagai bahan baku.

Ia melanjutkan, sampai dengan semester pertama tahun ini, Inalum mencatat laba sebesar 39,6 juta dollar AS dengan capaian pendapatan sekitar 212 juta dollar AS. "Kita proyeksikan laba bisa di atas target sekitar 10 persen. Target laba sepanjang tahun ini sebesar 68 juta dollar AS. Kita dapat mencapainya melalui meningkatnya harga, biaya ditekan," ujar Winardi.

Bangun Pabrik

Sementara itu, Inalum bersama PT Alumindo Light Metal Industri Tbk (ALMI) akan membangun pabrik aluminium slab di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, dengan nilai investasi sekitar 100 juta dollar AS atau setara 1,32 triliun rupiah.

"Kapasitas produksi pabrik lembaran aluminium tersebut pada saat mulai beroperasi pada 2020 mencapai 100.000 ton per tahun," kata Winardi Sunoto usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan Dirut ALMI, Alim Markus.

Kedua perusahaan sepakat membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan porsi saham 60 persen Inalum dan 40 persen ALMI. Selain menyetor modal, dalam kerja sama itu ALMI juga bertindak sebagai off taker atau sebagai pembeli produk.

Ant/AR-2

Baca Juga: