JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan penurunan impor di sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (Ilmate) sebesar 34,58 triliun rupiah hingga 2022. Hal itu sebagai bagian dari fokus pemerintah menjalankan program substitusi impor sebesar 35 persen hingga 2022.

"Target tersebut dari total 115 Nomor HS atau komoditas," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Ilmate Kemenperin, M. Arifin, di Jakarta, Senin (13/6).

Langkah tersebut, lanjutnya, untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, yang dijalankan secara simultan dengan upaya peningkatan utilisasi produksi, pendalaman struktur, dan peningkatan investasi di sektor industri.

Arifin menyebutkan, hingga 2021, penurunan impor sektor Ilmate mencapai 21,74 triliun rupiah atau sebesar 25 persen. Hal ini juga dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19, yang menyebabkan turunnya aktivitas produksi.

"Pandemi Covid-19 memberikan tekanan yang cukup signifikan bagi dunia industri. Pada sektor Ilmate sendiri, utilisasi merosot menjadi 53 persen sepanjang tahun 2020," ujarnya.

Namun, seiring berkurangnya kasus Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi nasional, utilisasi sektor industri sudah menembus 60 persen pada triwulan I-2022. Sektor permesinan sendiri telah menembus rata-rata utilisasi sebesar 64 persen dan sektor alat transportasi telah mencapai angka utilisasi sebesar 60 persen.

"Kenaikan utilisasi produksi ini patut disambut gembira dan perlu terus dijaga sehingga target penumbuhan utilisasi pada 2022 sebesar 85 persen dapat tercapai," papar Arifin.

Pada triwulan I-2022, realisasi investasi sektor Ilmate mencapai 50,8 triliun rupiah yang didominasi oleh investasi baru di sektor industri logam dengan total sebesar 39,67 triliun rupiah. Hal ini sejalan kebijakan pemerintah menggenjot investasi pada industri smelter dan baja nasional sehingga dapat mensubstitusi produk impor.

Baca Juga: